BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Minat seringkali diartikan sema dengan perhatian ataupun kesenangan. Namun tidak berarti ketiga kata tersebut memiliki pengertian yang sama. Hanya saja ketiganya memiliki kaitan yang erat. Selain itu minat juga berkaitan dengan kebutuhan motivasi. Kelima konsep inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dalam mengembangkan minat positif anak maka diperlukan sumber yang jelas mengenai proses perkembangan minat anak tersebut. Selain itu ciri-ciri minat anak sangat penting untuk diketahuiagar dapat menyusun program pengembangan minat anak yang efektif, serta mempunyai kebijakan untuk menentukan kearah mana minat tersebut akan berkembang. Hal tentu perlu menggunakan metode atau cara yang cocok atau sesuai.
Seringkali orang tua maupun guru menghadapi anak yang tidak mempunyai m inat dalam hak belajar atau sekolah, namun hal tersebut tidak dapat dipahami dan dipikirkan jalan keluarnya. Hal tersebut harus menjadi koreksi bagi orang tua dalam mengawasi anaknya sehingga jangan sampai mengandung efek bahaya. Bahaya-bahaya tersebut harus dikenali dan dioprediksi serta diidentifikasi oleh orang tua dan guru sehingga dapat menghindarinya dari sianak.
B. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami pengertian minat
2. Memahami konsep minat dan keterkaitannya.
3. Memahami ciri-ciri dan minat umum anak
4. Memahami minat anak pada sekolah
5. Memahami bahaya-bahaya dalam perkembangan minat anak
6. Memahami cara mengembangkan minat pada anak
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu minat?
2. Bagaimanakah konsep minat dan keterkaitannya?
3. Bagaimanakah ciri-ciri dan minat umum anak ?
4. Bagaimanakah minat anak dalam sekolah?
5. Apa-apa sajakah bahaya yang ada dalam perkembangan minat anak?
6. Bagaimanakah cara mengembangkan minat pada anak?
D. TUJUAN
1. Mampu memahami pengertian minat.
2. Mampu memehami konsep minat dan keterkaitannya.
3. Mampu mengetahui ciri-ciri dan minat umum anak.
4. Mampu memahami minat anak pada sekolah.
5. Mampu memahami bahaya-bahaya yang ada dalam perkembangan minat anak.
6. Mampu memahami cara mengembangkan minat pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konseptualisasi Minat dan Beberapa Konsep Terkait
Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa minat merupakan perhatian, kesukaan, kecendrungan hati. Sedangkan Hurlock menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang mana anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya.
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya minat adalah kecendrungan yang berlangsung lama pada suatu objek yang didasari atas perasaan tertarik, senang yang muncul dari dalam diri bukan karena faktor internal.
Minat anak sangat berkaitan dengan konsep kesenagan, perhatian, kebutuhan dan motivasi. Hal ini akan dikemukakan sebagai berikut:
A. Minat dan Kesenangan
Minat berbeda dengan kesenagan. Kesenangan merupakan minat yang berlangsung sementara. Kedua hal ini berbeda bukan dalam hal kualitasnya melainkan dalam hal ketetapannya.
B. Minat dan Perhatian
Perhatian dapat kita definisikan sebagai karekteristik yang selektif dalam kehidupan mental. Atau dapat dikatakan, bahwa perhatian adalah aktifitas mental yang berasal dari rangsangan lingkungan dan tertuju pada suatu objek tertentu. Minat dan perhatian sangatlah berbeda hanya saja keduanya mempunyai keterkaitan yaitu, perhatian yang tinggi/besar sangatlah mengarah keminat.
Macam-macam jenis perhatian adalah:
1) Perhatian spontan dan disengaja
2) Perhatian statis dan dinamis
3) Perhatian konsentratif dan distributif
4) Perhatian sempit dan luas
5) Perhatian fiktif dan fluktuatif
Berdasarkan jenis atu macam jenis perhatian diatas, dapat dikatakan bahwa jenis perhatian lebih mudah berubah menjadi minat jika dilakukan dengan sengaja. Kerena hal tersebut timbul akibat dorongan dan kemauan yang mempunyai tujuan tertentu.
C. Minat dan Kebutuhan
Minat sangat berkaitan dengan kebutuhan karena minat berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang dirasakan seseorang. Yang sangat penting untuk kita ketahui bahwa jika dilihat dari kebutuhan dasar manusia, maka terdapat enam tingkatan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan tersebut antara lain:
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan akan rasa aman
3) Kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki kasih sayang
4) Kebutuhan akan penghargaan
5) Kebutuhan aktualisasi diri
6) Kebutuhan untuk tahu dan memahami
Selain itu ada beberapa kebutuhan lainnya yang diungkapkan oleh Moslow yang disebut dengan Being Values, yaitu:
a) Sifat menyeluruh, kesatuan dan terintegrasi
b) Kesempurnaan atau ketepatan
c) Keserasian dan keadilan
d) Penyelesaian atau finalitas
e) Keadilan atau keteratutran
f) Sifat hidup atau pengaturan hidup
g) Sifat kaya
h) Kesederhanaan
i) Keindahan
j) Kebaikan
k) Keunikan
l) Tanpa kesukaran
m) Penuh permainan
n) Kebenaran, kenyataan dan kejujuran dan merasa cukup.
Sesuai dengan kebutuhan dan kaitannya dengan minat maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan alat untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan muncul dalam diri seseorang sesuai dengan arah kecendrungan minatnya.
D. Minat dan Motivasi
Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Minat merupakan unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi. Minat mendorong(memetivasi) seseorang dalam bertindak dan berbuat sesuai arah minatnya.
Antara kebutuhan, minat dan motivasi terdapat hubungan yang erat. Minat muncul karena rasa kebutuhan dan kebutuhan menuntut adanya pemuasan. Pemuasan ini diperoleh dari perbuatan (aktualisasi) minat, minat inilah yang akhirnya memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu.
Motivasi sendiri terbagi atas: motivasi intrinsik yang berasal dari diri/bawaan dalam diri seseorang, motivasi ekstrinsik yang berasal dari rangsangan diluar diri dan motivasi bawaan misalnya seperti dorongan untuk makan, beristirahat maupun yang lainnya.
2. Perkembangan Minat, Ciri-Ciri Minat, dan Minat Umum pada Anak
a. Perkembangan Minat
Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, baik minat dalam aspek kognitif maupun dalam aspek afektif. Pengalaman di peroleh anak dari lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, serta dari beragam media massa. Dari lingkungan-lingkungan tersebut anak belajar tentang lingkungan mana yang dapat memuaskan kebutuhannya dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan. Yang memuaskan akan berkembang menjadi minat, sedangkan yang tidak memuaskan, akan menghambat perkembangan menjadi minat.
Aspek afektif dari minat atau bobot perasaan danemosional dari minat adalah sikap. Aspek afektif dari minat seringkali lebih berperan penting daripada aspek kognitif minat. Ada dua alas an yang dikemukakan oleh Harlock (1978), yaitu pertama, aspek afektif lebih memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek afektif dari minat cenderung lebih bertahan lama daripada aspek kognitif.
Menurut Harlock (1978), minat dipelajari melalui tiga jenis pengalaman, yaitu melalui belajar coba ralat, belajar melalui identifikasi, dan melalui bimbingan dan pengarahan.
b. Ciri-Ciri Minat
Pemahaman mengenai karakteristik minat anak akan memudahkan orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya untuk mengembangkan minat anak.
Minat mempunyai karakteristik :
1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2) Minat memerlukan kesiapan
3) Minat bergantung pada kesempatan belajar
Perkembangan minat sangat bergantung pada kesempatan belajar yang diterima oleh anak. Anak yang ruang lingkup kehidupannya terbatas pada keluarga, maka perkembangan minatnya dating dari keluarga. Lingkungan pengembangan minat meluas dari lingkungan keluarga ke teman sebaya dan masyarakat. Anak juga memperoleh kesempatan pengembangan minat melalui media buku, surat kabar, radio, televisi, dan internet.
4) Perkembangan minat mengandung keterbatasan
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Sebagai contoh : Anak yang cacat fisik tidak mungkin memililiki minat yang sama berkembang pada olahraga seperti teman sebaya yang perkembangan fisiknya normal.
5) Minat dipengaruhi oleh budaya
Budaya berpengaruh terhadap minat dalam hal pembatasan dan pengembangan minat. Minat yang tidak sesuai dengan budaya, akan dibatasi oleh orang dewasa, dan sebaliknya nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dikembangkan, akan mendapat dukungan.
6) Minat berbobot emosional
Bobot emosional dari minat yang tidak menyenangkan akan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan akan memperkuat minat.
c. Minat Umum pada Anak
Setiap anak mengembangkan minat tertentu yang memenuhi kebutuhan individualnya, akan tetapi ada minat yang umum atau minat yang hampir universal ditemukan pada anak.
Berikut ini dikemukakan minat yang hamper universal :
1) Minat terhadap tubuh manusia
Minat anak terhadap tubuh muncul sebagai konsekuensi dari perkembangan kemampuan intelektual anak yang memungkinkan menangkap perubahan-perubahan pada tubuhnya, tubuh teman sebayanya, dan tubuh orang dewasa. Di samping perhatian pada bentuk tubuh, anak wanita juga menaruh perhatian pada kebersihan, keindahan, dan warna kulit.
2) Minat pada kesehatan
Biasanya minat anak pada kesehatan kurang menonjol, namun pada masa remaja minat terhadap kesehatan menjadi lebih besar karena mereka telah menyadari pentingnya kesehatan dengan dorongan menjadi orang yang tampak menarik terutama pandangan lawan jenis.
3) Minat terhadap penampilan
Minat terhadap penampilan ini menonjol pada masa remaja, yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
a) Komentar teman sebaya dan orang dewasa yang positif mengenai penampilan mereka yang baik.
b) Kritik teman sebaya dan orang dewasa.
c) Kesadaran bahwa pakaian dapat membantu penampilan.
d) Menguat rasa percaya iri.
e) Kesadaran bahwa orang dapat lebih toleran terhadap perilaku salah anak yang menarik daripada yang tidak menarik.
f) Memperbesar daya tarik.
4) Minat pada pakaian
Factor yang menumbuhkan minat pada pakaian adalah anak belajar dari pengalaman hidupnya bahwa budaya menghargai pakaian. Pakaian merupakan kebutuhan yang memuaskan anak dan merupakan identitas kelompoknya.
5) Minat terhadap lambing status
Lambang status merupakan lambang prestise dan merupakan identitas tertentu. Lambing status dapat pula berbeda berdasarkan karakteristik kelompok. Sesuatu yang menjadi lambing status harus memiliki beberapa persyaratan, yaitu :
a) Lambang status memberikan kepuasan dalam perhatian sosial.
b) Lambang status dihargai oleh orang lain.
c) Memerlukan adanya indikasi status sosial ekonomi.
d) Konkrit
6) Minat pada nama
Perhatian anak pada nama, apabila nama yang dimiliki memberi perasaan senang dan tidak senang. Nama dengan sebutan khusus berdasarkan yang di temukan dalam bahasa etnis, juga menyenangkan anak sebab anak merasa menerima nilai kasih saying yang tinggi dari orang tua atau orang dewasa.
7) Minat pada agama
Apabila anak mendapat dukungan dalan menyadari adanya Tuhan/Agama, maka akan tumbuh minat pada agama. Dukungan di berikan antara lain dalam bentuk pemberian informasi tentang manfaat dan tujuan agama dalam kehidupan, informasi tentang isi ajaran agama, dan yang lainnya.
Unsure agama yang diminati oleh anak/remaja, meliputi dua kemungkinan, yaitu minat terhadap ajaran agama, dan minat terhadap kepatuhan pada agama.
8) Minat pada seks
Minat anak terhadap seks pada awalnya muncul di dorong oleh adanya peran laki-laki dan perempuan yang berbeda, pembicaraan di lingkungan sebaya, dan tayangan media komunikasi massa.
9) Minat pada pekerjaan
Pada masa kanak-kanak, ungkapan minat pada pekerjaan merupakan ungkapan spontan tanpa suatu kesadaran akan alasannya. Namun, pada anak remaja, kesadaran akan bekerja mulai diikuti oleh kesadaran akan alasannya, namun pilihan pekerjaan masih berubah-ubah.
10) Minat pada sekolah
3.Minat Anak Sekolah
Minat pada anak kecil ditandai oleh keinginannya untuk sekolah.Dalam pandangan anak,pergi ke sekolah berarti “menjadi besar”jadi sekolah merupakan lambang status bagi anak.Naik turunnya minat pada anak,bersifat individual.Ada anak menunjukkan kebertahanan minat tinggi sampai pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi,namun ada anak yang menuujukkan kebosanan,sehingga enggan pergi ke sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat anak pada sekolah yaitu:
A. Pengalaman dini sekolah
Anak yang memasuki sekolah telah “siap” dengan anak yang” tidak siap” akan berbeda.Anak yang telah siap dan mempunyai pengalaman belajar bermain yang menyenangkan di dalam kelompok belajar taman kanak-kanaknya, akan mudah menyesuaikan diri dengan situasi sekolah,dan besikap positif pada sekolah dan begitu pulak sebaliknya anak yang tidak siap akan kesulitan menyesuaikan diri,merasakan sekolah sebagai suatu lingkungan yang menekannya,sehingga ia bersikap negatif terhadap sekolah.
B. Pengaruh orang tua
Orang tua yang mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah,guru, kegagalan dan kesuksesan prestasi,optimalisasi potensi.
C. Sikap teman sebaya
Teman sebaya mempengaruhi anak antara lain melalui penolakan dan penerimaan teman sebaya terhadap diri anak. Untuk dapat diterima oleh teman sebayanya, maka anak harus belajar menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan minat yang di anut oleh kelompok, misalnya minat dalam mengisi waktu istirahat disekolah, memilih minat kegiatan ekstrakulikuler. Anak yang tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak mampu terlibat ikut serta sebagaimana teman-temannya didalam kelompok kegiatan, maka anak tersebut tidak tertarik dan kemungkinan mengundurkan diri dari dari lingkungan yang tidak menyenangkan tersebut.
D. Keberhasilan Akademik
Prestasi akademik yang tinggi menumbuhkan minat anak pada lingkungan sekolah, dan sebaiknya prestasi akademik yang rendah menimbulkan perasaan tidak senang dilingkungan kelompok/sekolah dimana anak berprestasi rendah. Kegagalan anak untuk naik kelas, dapat mengakibatkan anak menghindari lingkungan dan mengurangi minat sekolahnya
E. Hubungan Guru dengan Murid
Interaksi guru dengan murid yang menunjukkan keramahan, kehangatan, kasih sayang, dan menumbuhkan minat sekolah yang tinggi.
F. Suasana Emosional di Sekolah
Suasana sekolah yang terdiri dari kondisi fasilitas fisik, para guru, pembimbing sekolah, wali kelas, pegawai, kepala sekolah yang menyenangkan memberi rasa aman, tidak otoriter maupun tidak penuh kebebassan, melainkan demokratis yang terpimpin merupakan lingkungan emosional yang baik untuk minat sekolah dan minat belajar yang tinggi.
Terdapat pula minat selektif dalam bidang / mata pelajaran. Anak – anak cenderung tertarik pada mata pelajaran yang mereka anggap sesuai dengan kebutuhan mereka, sesuai dengan jenis kelamin mudah mempelajari dan menghasilkan angka baik begitu juga sebaliknya
Beberapa cara / metode menemukan minat anak dapat dilakukan sebagai berikut (hurlock, 1978)
1. Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak
Dalam mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak, akan diketahui arah minat anak berdasarkan frekuensi melakukan dan intensitasnya
2. Pertanyaan yang diajukan oleh anak
Bila anak terus-menerus bertanya mengenai sesuatu , hal ini mengindikasikan bahwa minat anak pada hal tersebut lebih besar daripada niatnya pada hal yang sekalli-sekali ditanyakan.
2. Pokok pembicaraan anak
Hal yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut
4. Pilihan bahan bacaan anak
Dalam kondisi dimana anak bebas memilih untuk dibaca, maka minat anak dapat diidentifikasi melalui pilihan topik yang dipilihnya
5. Menggambar spontan
Apa yang digambar atau dilukis anak secara spontan dan seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu
6. Keinginan
Bila ditanyakan kepada anak mengenai apa yang ia inginkan, bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka inginkan, maka kebanyakkan anak dengan jujur akan menyebut hal-hal yang paling diminati dengan demikian jawabab anak mencerminkan arah minat mereka
7. Laporan apa saja yang diminati
Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau kegiatan yang paling diminati oleh anak mnaka jawaban anak ini merupakan petunjuk tentang hal yang disenanginya dan arah minatnya.
4. Bahaya-Bahaya dalam Perkembangan Minat
Bahaya umum berkenaan dengan perkembangan minat anak, Penting dipahami agar guru/orang tua terhindar dari perbuatan menemukan, mengembangkan minat yang salah. Kesalahan dapat terjadi pada :
a. Kecenderungan menginterpretasikan kesenangan sebagai minat
b. Pengaruh teman sebaya terhadap minat
c. Minat anak yang berbeda dari minat teman sebaya
d. Minat anak yang tidak realistis
e. Bobot emosional yang kurang
A. Menginterpretasikan kesenangan sebagai minat
Kegiatan anak melakukan sesuatu dalam waktu yang lama disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mengisi waktu luang yang panjang, tidak ada kegiatan lain yang lebih menarik, karena alasan sedang menjadi mode. Alasan-alasan ini tidak berarti bahwa kegiatan yang dilakukan oleh anak adalah kegiatan yang diminatinya, melainkan suatu kegiatan yang disenanginya, yang tidak akan bertahan lama sebagaimana suatu minat.
Kesalahan orang tua menginterpretasikan kesenangan sebagai minat mengakibatkan orang tua cenderung melengkapi kebutuhan anak untuk perkembangan kesenangan, sehingga anak menjadi terfokus pada bidang yang sesungguhnya tidak menjadi minatnya.
B. Pengaruh teman sebaya pada minat
Ada kecenderungan bahwa anak menyesuaikan diri dengan teman sebaya mereka, terutama pada anak usia remaja. Pada anak usia SD, adakalanya hal ini terjadi. Hal yang tidak diinginkan, apabila anak mengikuti kesenangan atau kebiasaan teman sebaya yang buruk, misalnya minat belajar yang rendah. Dapat pula anak mengikuti kegiatan teman yang tidak disukainya, namun agar ia merasa bagian dari kelompoknya, ia terpaksa mengikuti minat kelompok.
C. Minat yang berbeda dari minat teman sebaya
Dapat terjadi bahwa penerimaan terhadap anak di kalangan teman sebayanya dipengaruhi oleh arah kesenangan atau arah minat yang sejalan atau sama. Jika minat seorang anak sangat berbeda dari teman-teman sebayanya, khususnya dalam gangnya, maka hal ini dapat menimbulkan penolakan. Misalnya, sekelompok anak dalam satu gang menyenangi olahraga bola kaki, tetapi seorang anak kurang menyukai dan kurang terampil pada kegiatan olahraga bermain bola kaki. Sebaliknya, ia senang membaca buku-buku pelajaran, termasuk membaca komik cerita silat. Kesenangan yang berbeda tersebut, membuat anak jarang diajak bermain bersama teman gangnya.
D. Minat yang tidak realistis
Tidak jarang dijumpai situasi dimana bayangan anak berbeda jauh dengan kenyataan yang dihadapinya. Misalnya, anak mengharapkan sekolah maupun orang tua merupakan tempat ia bertanya apabila menemui kesulitan dalam memahami pelajaran-pelajaran sekolah. Kenyataan yang dihadapi, guru kurang memberi penjelasan karena keterbatasan waktu guru di sekolah dan orang tua selalu sibuk dengan kegiatannya, sehingga mereka tidak bisa membantu menyelesaikan kesulitan yang dihadapi oleh anak. Keadaan ini mengakibatkan minat anak untuk belajar menurun. Anak menyadari bahwa harapannya untuk memiliki nilai baik di sekolah tidak akan tercapai karena kurangnya dukungan lingkungan, termasuk ketidak fasilitas belajar, seperti buku-buku pengayaan yang mempermudah pemahaman pelajaran.
E. Bobot emosional yang kurang
Minat anak akan lebih terhambat apabila tidak mendapat dukungan yang cukup pada aspek emosional daripada aspek kognitif. Dapat diilustrasikan sebagai berikut : anak meminta dibelikan sebuah kalkulator kepada orang tua untuk digunakan dalam menyelesaikan hitungan rumus-rumus matematika. Anak hendak menggunakan kalkulator tersebut untuk mengeksplorasi fungsi-fungsi kalkulator yang lebih kompleks, yang ingin diketahuinya. Menanggapi permintaan anak tersebut, bila orang tua menjawab bahwa orang tua perlu waktu untuk memenuhinya dan akan memenuhi segera setelah mempunyai uang, maka atas jawaban orang tua tersebut, anak tidak mengalami perasaan negatif, dibandingkan jika orang tua menanggapi permintaan anak dengan mengatakan : “ jangan terlalu banyak permintaan, jangan menyulitkan orang tua lagi.“ Jawaban orang tua yang terakhir mengganggu kenyamanan emosi anak, sehingga kondisi emosi anak yang terganggu tersebut membuatnya kecil hati atau marah. Konsekuensinya anak mengabaikan minat mengeksplorasi fungsi-fungsi kalkulator.
5. Mengembangkan Minat Anak
Berikut ini dikemukakan mengenai pengembangan minat secara umum, dan mengembangkan minat sekolah/belajar:
1) Mengembangkan Minat secara umum:
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah dengan kepentingan diri anak. Proses ini menunjukkan pada anak bagaimana suatu minat dapat memenuhi tujuan-tujuanya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila anak menyadari peran penting dari suatu hal, maka ia akan tertarik untuk mendekat pada minat yang diharapkan tersebut. Sebagai contoh: kelas X menunjukkan minat yang rendah pada pelajaran bahasa Inggris, pdahal menurut guru mereka memiliki potensi yang bagus terhadap pelajaran tersebut. Hal itu terjadi karena bagi mereka pelajaran itu tidak memiliki manfaat pada kehidupan sehari-hari. Setelah guru menjelaskan betapa pentingnya pelajaran bahasa Inggris pada waktu yang akan datang, barulah mereka menaruh minat pada pelajaran tersebut.
Mengahadapi minat anak yang belum cukup kuat, harus terus memperkuat minat anak, dari minat yang ekstrinsik ( minat dari faktor-faktor diluar diri anak ), menjadi minat instrinsik ( minat dari diri anak sendiri ). Minat juga dapat dirangsang melalui kebutuhan-kebutuhan aktual sesuai dengan karakteristik perkembanagn anak Tindakan memfokuskan anak terlalau dini pada suatu minat tertentu, akan mengurangi kesempatan anak menemukan minat-minat lain. Selain itu juga harus menghindari mengindoktrisansi anak, tapi bersikap menstimulasi kemunculan suatu minat. Stimulasi yang berlebihan dapat menimbulkan kekhawatiran kepada anak karena ia merasa terlalau dituntut, dibebani, dan menjadi jenuh. Kemudian juga harus menitik beratkan pada ketertarikan dan kebutuhan anak bukan keinginana orangtua. Jadi, upaya-upaya pengembanagn harus berangkat dari diri anak.
Dalam membangun minat anak, guru/orangtua harus menaggapi anak dengan tepat, yakni merespom yang sifatnya membangun gairah, ketertarikan anak untuk mengeksplorasi kemampuan-kemamapuan dirinya dan lingkungan. Memberi ganjaran kepada anak dari hasil yang ia perbuat ( penagruh eksternal ) yang disesuaikan denagn karakteristik dan kebutuhan anak. Pemberian ganjaran tersebut merupakan upaya untuk melibatkan aspek afektif anak, aspek afektif ini lebih mempertahankan minat yang ada ketimbang aspek kognitif. Disamping itu, sangat penting diterapkan bahwa dalam mengungkapkan minat-minat anak, oarngtua/guru menggunakan beberapa metode secara utuh, agar diperoleh data ( informasi ) arah minat anak secara lebih akurat.
Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua (termasuk guru dan lingkungan terdekat anak) untuk mengembangkan bakat dan minat anak.
1. Amati (observasi) berbagai kelebihan, ketrampilan, dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak (gerakan motorik, kondisi mental, kebahasaan, dsb.).
2. Beri kesempatan anak mencoba aktivitas yang beragam, termasuk kegiatan luar ruang (outdoor aktivity).
3. Bantulah anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya itu.
4. Kembangkan konsep diri positif pada anak.
5. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, dan pengalaman di berbagai bidang.
6. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang – bidang lain yang berkaitan.
7. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
8. Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat lain.
9. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukannya.
10. Fasilitasi anak dengan sarana bagi pengembangan bakatnya.
11. Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
12. Jalin hubungan baik dan akrab dengan anak.
2) Mengembangkan Minat Sekolah/Belajar
Upaya guru untuk meningkatkan mionat anak dalam belajar dapat ditempuh dengan beberapa cara, antar lain:
a) Menjelaskan tujuan ( sasaran )dan arah dari pemgajaran.
b) Menguraikan kegunaan bahan-bahan pengajaran bagi ank saat itu dan pada masa yang akan datang.
c) Menyadarkan anak mengenai hubungan antara bahan pengajaran yang akan diberikan denagn bahan penagajaran yang lalu, sehingga anak melihat keterkaitan dan rangakaian keseluruhan dari isi pengajaran.
d) Menghubungkan bahan pengajaran dengan peristiwa-peristiwa yang aktual, sensasional, dan sesuai dengan kehidipan aank.
e) Menggunakan strategi dan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembanagn anak SD dalam mengembangakn minat mereka.
Upaya orangtua untuk meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan dengan memberi dukungan fisik dan psikologis dirumah. Dukungan fisik diberikan denagn menyaediakan tempat belajar anka yang nyaman, menyediakan fasilitas belajar yang cukup seperti buku dan peralatan belajar lain. Dukungan psikologis diberikan dalam bentuk mendampingi anak bila mengalami kesulitan dalam menghadapi masalahnya, mengingatkan dan mendorong anak untuk gemar belajar, membimbing anak mengetahui tempat-tempat dimana anak dapat mengembangkan diri dimasyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. RANGKUMAN
Minat adalah kecenderungan yang berlangsung lama terhadap suatu objek atau dalam melakukan sesuatu kegiatan (perbuatan) . yang didasari oleh perasaan tertarik, senang,yang muncul dari dalam diri. Kesenangan adalah ketertarikan afektif pada suatu keadaan atau benda atau kegiatan, yang berlangsung sementara. Kesengan berbeda dari minat dan persistensinya. Perhatian adalah karakteristik yang selktif dari kehidupan mental. Perhatian adalah pemusatan energi psikis pada suatu objek. Perhatian yang besar (kuat) mengarah pada minat. Kebutuhan merupakan keadaan yang membutuhkan pemuasan, kebutuhan ini mendorong munculnya perhatian dan minat. Motivasi adalah faktor dalam organisme yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan embawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan minat, yakni minat merupakan salah satu unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi.
Minat adalah hasil dari pengalaman. Minat meliputi aspek kognitif, afektif, dan konasi. Minat pada anak SD antara lain menonjol pada minat mendapatkan ilmu (minat belajar), minat bermain, dan telah ada minat terhadap agama, dan minat akan perbedaan gender. Kebertahanan pada sesuatu kegiatan / pekerjaan pada anak SD, lebih cepat dikatakan sebagai kesenangan daripada minat.
Terdapat beberapa metode untuk mengungkap minat, antara lain dengan cara mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak, pertanyaan yang diajukan oleh anak, pokok pembicaraan anak, pilihan bahan bacaan anak, menggambar spontan, keinginan, laporan mengenai apa saja yang diminati.
Bahaya yang paling umum dalam perkembangan minat adalah interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya pada minat, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis, dan bobot emosional yang tidak positif terhadap minat
Mengembangkan minat anak berangkat dari kebutuhan, ketertarikan anak, bukan dari sisi keinginan orang tua/ guru. Minat dikembangkan sehingga minat menjadi instrinsik. Minat dikembangkan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, tidak membebani anak, dan dikembangkan dengan memperhatikan sistem ganjaran. Merespon anak dengan tepat dalam proses pengembangan minat anak akan meningkatkan gairah anak, sebaiknya respon yang salah akan melemahkan minat anak. Memberi kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi diri merupakan cara yang sangat baik untuk mengembangkan minat anak.
B. SARAN DAN KRITIK
Konseptualisasi minat sangat berkaitan erat dengan konsep-konsep lainnya seperti kesenangan, perhatian, kebutuhan dan motivasi. Hal ini harus dapat diperhatikan dengan baik oleh orang tua dan guru sebagai tenaga pengajar. Sehingga minat anak tersebut dapat dikembangkan dengan baik sesuai ciri-ciri minat yang telah dilihat terlebih dahulu. Sehingga minat anak tidak salah arah atau berhaluan dengan yang sebenarnya ia inginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 2009. Psikologi Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan anak Edisi Keenam. Ahli Bahasa oleh Meitasari Thandrasa. Jakarta: Erlangga
Maslow, A.H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
WWW. GOOGLE. COM
Minggu, 18 Desember 2011
FWA
I. Pembahasan
A. Roda
Mungkin pernah merasakan repotnya perjalanan kalau mengalami gangguan pada system roda, karena pengalaman sering apes gara-gara lupa ngecek ban sehingga perjalan menjadi lebih lama dan mengganggu kenyamanan penumpang. Kendaraan yang didesain dan diproduksi missal oleh pabrikan tentunya telah diperhitungkan dengan baik segala komponen nya, termasuk system roda (ban dan velg). Modifikasi untuk merubah penampilan menjadi lebih baik, sah2 saja selama masih mengindahkan keselamatan dan tidak membebani mesin sehingga malah boros bahan bakar, seperti mengganti ban terlalu besar. Dalam penulisan kali ini lebih difokuskan pada penggunaan ban di kendaraan niaga (commercial vehicle), intinya sama saja dengan kendaraan penumpang (passanger car) seperti sedan dll.
Ban menjadi sangat penting peranannya pada keselematan berkendara, sehingga beberapa badan mengeluarkan standar yang intinya setiap produk yang dihasilkan harus memenuhi standar keamanan tertentu. Pada beberapa kasus kecelakaan yang diakibatkan oleh ban, karena ban pecah karena tekanannya terlalu tinggi (over inflation) ditambah aspal yang panas sehingga tambah memuai tekanannya. Tekanan yang tidak sesuai selain membahayakan juga mengakibatkan ban cepat haus, secara visual, jika ban tersebut diisi berlebihan maka sisi tengahnya akan cepat haus, sedangkan bila kurang tekanannya (under inflation)maka sisi luar yang akan cepat haus. Rekomendasi dari pabrik ban adalah 8.5 bar atau 125 psi untuk ban kendaraan komersial. Lihat table 1 untuk tekanan sesuai dengan pembebanan
1. Faktor-Faktor Keausan Ban
a. Tekanan angin
Tekanan angin yang tepat, selain juga menghemat bahan bakar, juga menambah umur pakai ban itu sendiri.
b. Beban yang dibawa
c. Pengoperasian Stop/Go
d. Trailer Axes
2. Pemilihan ban
Beberapa tahun yang lalu, pengelompokan kapasitas beban ban direpresentasikan dengan PR (Ply Rates) semakin tinggi nilainya semakin kuat kemampuan ban tersebut mengangkut beban. Tetapi standard sekarang berbeda dengan ikut mencantumkan LI (Load Index)dan SI (Speed Index).
Gambar 1. Load Index
Gambar 2. Speed Index
Tanda LI dan SI harus dicantumkan, sesuai dengan regulasi ECE (Economic Commission for European) no 53, tgl 1 Januari 1993 yang menyebutkan bahwa setiap ban pneumatic (udara tekan) yang dipergunakan di jalan raya dengan kecepatan diatas 80kpj harus mencantumkan label SI dan LI single per dual dengan mencantumkan pula batasan maksimum (dilingkari).
3. Tanggal Pembuatan Ban
Di negara bermusim dingin, sangat perlu diperhatikan tanggal pembuatan ban tersebut untuk menghindari adanya kekurangan kualitas ban (getas, pecah rambut dll). Ada baiknya kita juga mengetahui standard (DOT) nya. Contoh bila ban tersebut pembuatan tahun 1990-an=
DOT XXXX XXXX 089, yang perlu diperhatikan hanya 3 digit di belakang, 08 berarti minggu ke 8 di tahun 1999. Sedangkan untuk produksi tahun 2000 an: DOT XXXX XXXX 0205, yang perlu diperhatikan 4 digit terakhir, 02 berarti minggu ke 2 pada tahun 2005.
1. 315, lebar ban dalam mm
80, aspect ratio (tinggi ban dengan lebar ban, 80%)
R, konstruksi radial
22.5, wheel rim perimeter (code) in inch
2. Deskripsi servis
154 = indeks beban untuk pemasangan single
150 = indeks beban untuk pemasangan double
L = speed rating (maks 120 kpj)
Gambar 3. (Courtesy of Continental Commercial Tyres)
3. TWI = Tread Wear Indicator (Indikator keausan telapak ban)
4. Pembebanan yang direkomendasikan (kilogram)
Perimeter Ukuran Ban Load Index Single/ Dual bar
6.00 6.50 7 7.5 8 8.5
20 900R20 141/138 S 4300 4580 4860 5150
D 7905 8430 8945 9440
1000R20 148/145 S 5335 5660 5985 6300
D 9825 10425 11015 11600
11000R20 150/146 S 5535 5875 6210 6535 6700
D 9915 10520 11120 11710 12000
22.5 11R22.5 151/148 S 5220 5675 6020 6245 6575 6900
D 9535 10165 10785 11400 12005 12600
Pada umumnya ban bias (tube type) menggunakan perimeter 20, sedangkan ban radial tubeless menggunakan perimeter 22.5.
5. Regroveable, dapat divulkanisir ulang
6. Tubeless/tube type
7. E = ban ini memenuhi standard ECE–R54
4 = kode Negara dimana ketentuan ini disahkan (dalam kasus ini Belanda)
8. Tekanan maksimum dalam psi (1 bar=14.5 psi), 8a= Load range
9. Kontruksi kerangka atau berapa lembar plies. Telapak = dibawah telapak ban terdapat lima lembar anyaman baja (termasuk carcass). Bagian samping terdapat selembar anyaman baja (carcass)
10. DOT=US Department of Transportation
4. Regroovable
Regroovable atau dalam bahasa sehari-hari disebut vulkanisir. Pada beberapa jenis ban, dirancang untuk dapat diregroove. Dalam desain ban masa kini yang memiliki sabuk baja, terdapat tread cadangan antara telapak terluar.Tread cadangan ini sengaja dibentuk supaya kerikil tajam, atau benda tajam lain tidak merobek telapak ban. Seiring dengan lamanya pemakain, sehingga lapisan luar makin terkikis.
Hal ini bisa dibuat lembaran baru dan diukir kembali sesuai dengan kembangannya dengan menyisakan 2mm di bawah tread cadangan. Walaupun ban dapat diregroove, tapi hal ini sangat tidak dianjurkan dengan alasan keamanan. Waktu yang tepat untuk regroove adalah ketika ban sudah terkikis 3 mm. Proses pengerjaan ini harus dilakukan oleh yang ahli, untuk menghindari kerusakan ban yang lebih parah. Ban yang telah diregroove tidak boleh dipasang di depan.
Gambar 4. Regroovable tyres
5. Rims atau velg
Velg adalah bagian yang memperkuat ban. Terdapat dua jenis velg sesuai peruntukkan ban, yaitu velg untuk tubeless dan velg ban bias. Velg tubeless hanya terdiri satu bagian saja, sedangkan pada velg ban bias di kendaraan niaga terdapat dua bagian, velg dan ring flange.
Gambar 5. Velg
Beberapa tips agar ban anda awet.
1. Periksa selalu tekanan ban anda
2. Gunakan ban sesuai dengan peruntukannya
3. Buanglah benda-benda yang terselip di sela-sela alir air/kembang ban
4. Hindari melewati tempat yang banyak mengandung partikel tajam, seperti pecahan kaca, batu cadas, kayu tajam dll
5. Mengemudilah dengan wajar dan aman, hindari akselerasi tiba-tiba, rem mendadak dan menikung dengan tajam.
6. Jika terjadi kelainan terhadap ban-ban anda sehingga mempengaruhi pengendalian , segera periksa. Jika tidak ditemui adanya gangguan, berjalanlah perlahan dan segera ke bengkel ban terdekat
7. Hindari pemakaian ban jika:
- TWI menunjukkan ban menipis
- Ada serabut yang keluar
- Jika sabuk baja terlihat keluar
8. Gunakan ban yang semerk, jika tidak gunakan yang tipe dan ukurannya sama.
9. Jangan pasan ban pada velg hancur
10. Jangan menggabung dua ban berbeda; seperti ban radial dengan ban bias.
Sumber : Continental, Yokohama dan koleksi pribadi
6. Membaca Kode Ban
a. Ukuran Ban
80 / 90 – 17
80 = adalah lebar telapak ban dalam ukuran mm
90 = adalah prosentase tinggi ban yang dihitung dari lebar ban
Jadi tinggi ban = 120 x 90% = 72 mm
17 = Ring Velg yang digunakan
275 – 17
275 = adalah lebar telapak dan tinggi ban dalam ukuran mm.
17 = Ring Velg yang digunakan
B. PELEK DAN BAN
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.
Gambar 1. Pelek dan Ban
1. PELEK RODA (DISC WHEEL)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapidipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
Gambar 2. Penampang pelek roda
a. Tipe Pelek Roda
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt).Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
Gambar 3. Tipe pelek roda
1). Pelek Baja Press
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata.
2). Pelek Dari Bahan Campuran Besi Tuang
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan.
3). Pelek Alumunium
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah :
a) Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
b) Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
c) Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
d) Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastic atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
e) Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur.
b. Sistem Kode Spesifikasi Pelek
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek. Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek
c. Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut : Nama Singkatan
1)
Divided Type Rim (D.T.)
Gambar 5. Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
2)
Drop Center Rim (D.C.)
Gambar 6. Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper” untuk mencegah pergeseran diantara ban dan pelek.
3) Wide Drop Center Rim (W.D.C.)
Gambar 7. Wide Drop Center Rim
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
4)
Semi Drop Center Rim (S.D.C.)
Gambar 8. Semi Drop Center Rim
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. SemiDrop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
5) Flat Base Rim (I.R.)
Gambar 9. Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
6). Interim Rim
Gambar 10. Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).
d. Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek. Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
2. BAN
a). Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
b). Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata.
Gambar 12. Roda dengan Ban Bias dan Ban dalam
c). Ban Tubeless
Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.
Gambar 13. Roda Dengan Ban Tubeless
d). Kode ukuran ban dan roda
Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta sifat lainnya.
Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda
3. Membaca Kode Ban
a) Ban dengan ban dalam
10.0 – R – 20 – 14PR
Keterangan :
10.0 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
20 : Diameter rim (inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 14. Kode Ban
b) Ban tubeless
11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
4. Metode ISO
a) Ban radial ultra flat
225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi) 137 : Indek muatan (roda ganda)
70 : Rasio Ketebalan J : Simbol kecepatan
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
5. PR (Play Rating)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun.
6.
Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan
Gambar 15. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan
7. Pola tapak ban (Tread pattern)
Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara umum ban diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut.
Gambar 16. Pola dasar tread pattern
Dalam memasang ban ada beberapa hal yang harus diperhatikan demi keselamatan pengendara dan keawetan ban diantaranya:
1. Gunakan peralatan yang tidak merusak ban atau velg.
2. Pastikan velg sejajar dengan rim line saat terpasang.
3. Pastikan arah putar sesuai dengan petunjuk.
4. Cek tekanan angin agar sesuai dengan standardnya.
5. Sesuaikan ukuran ban dalam terhadap ban luarnya.
6. Pastikan tidak ada benda asing seperti krikil tajam, beling atau paku di
dalam ban.
7. Gunakan selalu rim tape untuk melindungi ban dalam dari tusukan spoke velg.
8. Pastikan bahwa posisi Valve ban dalam sesuai dengan tanda posisi Valve yang
tertera pada ban.
9. Kencangkan mur ban dalam seperlunya.
10. Setelah mengganti ban belakang sejajarkan posisinya agar lurus terhadap ban
depan untuk menghindari keolengan.
11. Setelah ban terpasang tarik beberapa kali tuas rem terutama rem hidrolik
sampai terasa tekanan rem sudah kembali normal untuk menghindari terjadinya rem
blong.
C. TOE
1. Defenisi toe
Selisih jarak antar roda depan bagian depan dengan bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan.
2. Macam-macam Toe
2.1. Toe-In (Positif)
·
Roda bagian depan kendaraan saling mendekat A<B
· a merupakan ukuran sudut Toe-In dalam derajat
· Perbedaan A dan B merupakan ukuran Toe-In dalam mm
· Efek jika Toe-In terlalu besar maka roda akan aus pada bagin luar.
2.2. Toe-Out (Negatif)
· Roda bagian depan kendaran saling menjauh A>B
· a merupakan ukuran sudut Toe-Out dalam derajat
· Perbedaan antara A dan B merupakan ukuran Toe-Out dalam mm
· Efek jika Toe-Out terlalu besar maka roda akan aus pada sebelah dalam.
3. Fungsi Toe
3.1. Sebagai koreksi Camber
Reaksi rolling camber menyebabkan roda menggelinding kearah luar. Oleh sambungan, roda kemudi di paksa bergerak lurus kearah jalannya kendarannya. Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada bagian dalam.
Toe-In mengakibatkan roda menggelinding kearah dalam. Efek rolling camber kearah luar dapat teratasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi bau menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat menghemat ban /keausan ban merata dan pengemudian stabil/ tidak timbul getaran.
3.2 Sebagai koreksi gaya penggerak
3.2.1. Mobil dengan penggerak roda belakang
Gaya penggerak dari roda depan diteruskan ke aksel belakang melalui rangka. Reaksi terhadap gelinding roda belakang yang mengarah kebelakang menyebabkan roda depan bagian depan bergerak kearah luar
Untuk mengatasinya maka pada kendaraan ini perlu penyetelan Toe-In
3.2.2. Mobil dengan penggerak roda depan
Gaya penggerak dari roda depan diteruskan ke aksel belakang melalui rangka. Reaksi terhadap gelinding roda belakang yang mengarah kebelakang menyebabkan roda depan bagian depan bergerak kearah dalam.
Untuk mengatasinya maka pada kendaraan ini perlu penyetelan Toe-Out.
D. CAMBER
1. Defenisi Camber
Kemiringan roda bagian atas kedalam atau keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaran.
2.
Macam-macam camber
2.1. Camber Positif
· Bagian atas roda miring keluar jika dilihat dari depan.
· a Merupakan ukuran sudut camber positif
· Jika camber terlalu positif, akibatnya roda akan aus pada bgin luar roda.
2.2
. Camber Negatif
· Bagian atas roda miring kedalam jika dilihat dari depan.
· b merupakan ukuran sudut camber negatif.
· Jika camber terlalu negatif, akibatnya keausan roda akan terjadi pada bagian dalam roda.
3. Fungsi Camber
3.1. Camber Positif
Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan jalan “O” sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “O” (rolling Camber). Dengan adanya ini, Gaya untuk memutar roda kemudi menjadi lebih ringan.
3.2. Camber Negatif
Pada camber negatif, jauh titik kutub terhadap jalan (1) dengan titik putar kemudi terhadap jalan (2) semakin Jauh
Camber negatif menyebabkan rolling camber mengarah kedalam (0) Sehingga Kemudi menjadi lebih berat.
4. Pengaruh camber terhadap pengemudian.
4.1. Camber Positif (+)
Gaya sejajar S spindel (FS) yang mengarah keroda menyebabkan reaksi roda menekan kearah bantalan dalamsehingga reaksi kelonggaran bantalan berkurang
- Camber positif mengurangi kelonggaran bantalan.
Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam menyebabkan getaran ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi menjadi kecil.
4.2. Camber Negatif (-)
Gaya sejajar sumbu spindel (FS) yang mengarah keluar dari rodamenyebabkan roda ingin lepas dari pengikatnyareduksi kecocokan bantalan dapat dirasakan pada sistem kemudi.
- Camber negatif menyebabkan efek kebebasan roda bertambah
Letak beban kendaraan pada sumbu spindel mendekati bantalanluar menyebabkan beban spindel bertambah menimbulkan getaranyang ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi bertambah.
5. Letak beban Pada spindel
5.1. Camber Positif
Keterangan :
F : gaya berat kendaraan
Fr : gaya reaksi (gaya tegak lurus)
Pada camber dan gaya reaksi (gaya tegak lurus) pada poros roda (spindel) mendekati sumbu putar kemudi (kingpin) . Camber positif dapat memperkecil momen bengkok spindel.
5.2. Camber negatif
Pada camber negatif gaya reaksi (gaya tegak lurus pada poros roda (spindel) menjauhi sumbu putar kemudi / kingpin. Camber negatif dapat memperbesar momen bengkok spindel.
E. CASTER
1. Defenisi Caster
Kemiringan Sumbu kemudi (kingpin) terhadap garis tengah vertikal jika dilihatb dari samping kendaraan.
2. Macam-macam Caster
2.1
Caster negatif
- Bagian sumbu kingpin berada didepan garis tengah roda vertikal “O” dan bagian bawah sumbu kingpin berada di bawah.
- b Sudut caster negatif dalam derajat.
2.2
Caster positif
- Bagian atas sumbu kingpin berada di belakang garis tengah roda vertikal “O” dan bagian bawah sumbu kingpin berada didepan.
- b sudut caster dalam derajat.
3. Fungsi caster
Ket : F : gaya penggerak
Fr : gaya ysng digerakkan
Gaya gerak F bekerja pada titik A dan menarik roda di titik B. Tahanan gelinding rod membeikan perlawanan (reaksi) yang arahnya berlawanan (Fr).
A
B
Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak.
F
Fr
Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walaupun kemudi dilepas.
4. Pengaruh caster terhadap sifat pengemudian
4.1. Caster Positif terlalu besar
- Makin besar penyetelan caster positif makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus.
- Bila permukaan jalan jelek, getaran yang dirasakan kemudi terasa kuat yang di akibatkan roda.
4.2. Caster Negatif
- Pada roda timbul getaran
- Roda bergerak tidak stabil, stabil saat jalan lurus.
F. SUDUT KINGPIN DAN OFFSET
1. Defenisi sudut kingpin
Kemiringan sumbu kingpin terhadap garis Vertikal jika dilihat dari depan.
Ket :
a : Sumbu roda
b : Garis sumbu kingpin
o : Garis Vertikal
a : Sudut Camber
b : Sudut Kingpin
A : Offset
A
2. Fungsi sudut kingpin
Perhatikan gambar. Pada saat belok kiri kingpin terangkat naik, gerakan keatas kingpin diteruskan ke pegas dan body kendaraan melepas gaya berat kendaraan (Fw). Perubahan tinggi kingpin menyebabkan gaya balik ke posisi lurus.
Sudut kingpin berfungsi mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok.
3. Defenisi offset
Jarak antar titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik perpanjangan garis sumbu kingpin terhadap permukaan jalan.
A
4. Macam-macam offset
4.1. Offset Positif
-
Jarak A disebelah dalam kendaraan
- A merupakan ukuran untuk Offset
- Antara
A
4.2. Offset Negatif
- A
Jarak A ada di sebelah luar kendaraan
A. Roda
Mungkin pernah merasakan repotnya perjalanan kalau mengalami gangguan pada system roda, karena pengalaman sering apes gara-gara lupa ngecek ban sehingga perjalan menjadi lebih lama dan mengganggu kenyamanan penumpang. Kendaraan yang didesain dan diproduksi missal oleh pabrikan tentunya telah diperhitungkan dengan baik segala komponen nya, termasuk system roda (ban dan velg). Modifikasi untuk merubah penampilan menjadi lebih baik, sah2 saja selama masih mengindahkan keselamatan dan tidak membebani mesin sehingga malah boros bahan bakar, seperti mengganti ban terlalu besar. Dalam penulisan kali ini lebih difokuskan pada penggunaan ban di kendaraan niaga (commercial vehicle), intinya sama saja dengan kendaraan penumpang (passanger car) seperti sedan dll.
Ban menjadi sangat penting peranannya pada keselematan berkendara, sehingga beberapa badan mengeluarkan standar yang intinya setiap produk yang dihasilkan harus memenuhi standar keamanan tertentu. Pada beberapa kasus kecelakaan yang diakibatkan oleh ban, karena ban pecah karena tekanannya terlalu tinggi (over inflation) ditambah aspal yang panas sehingga tambah memuai tekanannya. Tekanan yang tidak sesuai selain membahayakan juga mengakibatkan ban cepat haus, secara visual, jika ban tersebut diisi berlebihan maka sisi tengahnya akan cepat haus, sedangkan bila kurang tekanannya (under inflation)maka sisi luar yang akan cepat haus. Rekomendasi dari pabrik ban adalah 8.5 bar atau 125 psi untuk ban kendaraan komersial. Lihat table 1 untuk tekanan sesuai dengan pembebanan
1. Faktor-Faktor Keausan Ban
a. Tekanan angin
Tekanan angin yang tepat, selain juga menghemat bahan bakar, juga menambah umur pakai ban itu sendiri.
b. Beban yang dibawa
c. Pengoperasian Stop/Go
d. Trailer Axes
2. Pemilihan ban
Beberapa tahun yang lalu, pengelompokan kapasitas beban ban direpresentasikan dengan PR (Ply Rates) semakin tinggi nilainya semakin kuat kemampuan ban tersebut mengangkut beban. Tetapi standard sekarang berbeda dengan ikut mencantumkan LI (Load Index)dan SI (Speed Index).
Gambar 1. Load Index
Gambar 2. Speed Index
Tanda LI dan SI harus dicantumkan, sesuai dengan regulasi ECE (Economic Commission for European) no 53, tgl 1 Januari 1993 yang menyebutkan bahwa setiap ban pneumatic (udara tekan) yang dipergunakan di jalan raya dengan kecepatan diatas 80kpj harus mencantumkan label SI dan LI single per dual dengan mencantumkan pula batasan maksimum (dilingkari).
3. Tanggal Pembuatan Ban
Di negara bermusim dingin, sangat perlu diperhatikan tanggal pembuatan ban tersebut untuk menghindari adanya kekurangan kualitas ban (getas, pecah rambut dll). Ada baiknya kita juga mengetahui standard (DOT) nya. Contoh bila ban tersebut pembuatan tahun 1990-an=
DOT XXXX XXXX 089, yang perlu diperhatikan hanya 3 digit di belakang, 08 berarti minggu ke 8 di tahun 1999. Sedangkan untuk produksi tahun 2000 an: DOT XXXX XXXX 0205, yang perlu diperhatikan 4 digit terakhir, 02 berarti minggu ke 2 pada tahun 2005.
1. 315, lebar ban dalam mm
80, aspect ratio (tinggi ban dengan lebar ban, 80%)
R, konstruksi radial
22.5, wheel rim perimeter (code) in inch
2. Deskripsi servis
154 = indeks beban untuk pemasangan single
150 = indeks beban untuk pemasangan double
L = speed rating (maks 120 kpj)
Gambar 3. (Courtesy of Continental Commercial Tyres)
3. TWI = Tread Wear Indicator (Indikator keausan telapak ban)
4. Pembebanan yang direkomendasikan (kilogram)
Perimeter Ukuran Ban Load Index Single/ Dual bar
6.00 6.50 7 7.5 8 8.5
20 900R20 141/138 S 4300 4580 4860 5150
D 7905 8430 8945 9440
1000R20 148/145 S 5335 5660 5985 6300
D 9825 10425 11015 11600
11000R20 150/146 S 5535 5875 6210 6535 6700
D 9915 10520 11120 11710 12000
22.5 11R22.5 151/148 S 5220 5675 6020 6245 6575 6900
D 9535 10165 10785 11400 12005 12600
Pada umumnya ban bias (tube type) menggunakan perimeter 20, sedangkan ban radial tubeless menggunakan perimeter 22.5.
5. Regroveable, dapat divulkanisir ulang
6. Tubeless/tube type
7. E = ban ini memenuhi standard ECE–R54
4 = kode Negara dimana ketentuan ini disahkan (dalam kasus ini Belanda)
8. Tekanan maksimum dalam psi (1 bar=14.5 psi), 8a= Load range
9. Kontruksi kerangka atau berapa lembar plies. Telapak = dibawah telapak ban terdapat lima lembar anyaman baja (termasuk carcass). Bagian samping terdapat selembar anyaman baja (carcass)
10. DOT=US Department of Transportation
4. Regroovable
Regroovable atau dalam bahasa sehari-hari disebut vulkanisir. Pada beberapa jenis ban, dirancang untuk dapat diregroove. Dalam desain ban masa kini yang memiliki sabuk baja, terdapat tread cadangan antara telapak terluar.Tread cadangan ini sengaja dibentuk supaya kerikil tajam, atau benda tajam lain tidak merobek telapak ban. Seiring dengan lamanya pemakain, sehingga lapisan luar makin terkikis.
Hal ini bisa dibuat lembaran baru dan diukir kembali sesuai dengan kembangannya dengan menyisakan 2mm di bawah tread cadangan. Walaupun ban dapat diregroove, tapi hal ini sangat tidak dianjurkan dengan alasan keamanan. Waktu yang tepat untuk regroove adalah ketika ban sudah terkikis 3 mm. Proses pengerjaan ini harus dilakukan oleh yang ahli, untuk menghindari kerusakan ban yang lebih parah. Ban yang telah diregroove tidak boleh dipasang di depan.
Gambar 4. Regroovable tyres
5. Rims atau velg
Velg adalah bagian yang memperkuat ban. Terdapat dua jenis velg sesuai peruntukkan ban, yaitu velg untuk tubeless dan velg ban bias. Velg tubeless hanya terdiri satu bagian saja, sedangkan pada velg ban bias di kendaraan niaga terdapat dua bagian, velg dan ring flange.
Gambar 5. Velg
Beberapa tips agar ban anda awet.
1. Periksa selalu tekanan ban anda
2. Gunakan ban sesuai dengan peruntukannya
3. Buanglah benda-benda yang terselip di sela-sela alir air/kembang ban
4. Hindari melewati tempat yang banyak mengandung partikel tajam, seperti pecahan kaca, batu cadas, kayu tajam dll
5. Mengemudilah dengan wajar dan aman, hindari akselerasi tiba-tiba, rem mendadak dan menikung dengan tajam.
6. Jika terjadi kelainan terhadap ban-ban anda sehingga mempengaruhi pengendalian , segera periksa. Jika tidak ditemui adanya gangguan, berjalanlah perlahan dan segera ke bengkel ban terdekat
7. Hindari pemakaian ban jika:
- TWI menunjukkan ban menipis
- Ada serabut yang keluar
- Jika sabuk baja terlihat keluar
8. Gunakan ban yang semerk, jika tidak gunakan yang tipe dan ukurannya sama.
9. Jangan pasan ban pada velg hancur
10. Jangan menggabung dua ban berbeda; seperti ban radial dengan ban bias.
Sumber : Continental, Yokohama dan koleksi pribadi
6. Membaca Kode Ban
a. Ukuran Ban
80 / 90 – 17
80 = adalah lebar telapak ban dalam ukuran mm
90 = adalah prosentase tinggi ban yang dihitung dari lebar ban
Jadi tinggi ban = 120 x 90% = 72 mm
17 = Ring Velg yang digunakan
275 – 17
275 = adalah lebar telapak dan tinggi ban dalam ukuran mm.
17 = Ring Velg yang digunakan
B. PELEK DAN BAN
Pada umumnya roda yang digunakan pada mobil seperti terlihat pada gambar 1. Roda dapat dibagi menjadi pelek dan ban. Pelek roda dan ban ini pada manusia dapat diumpamakan sebagai kaki dan sepatu. Roda meluncur disepanjang jalan sambil memikul berat kendaraan. Ban berfungsi meredam kejutan-kejutan yang ditimbulkan oleh keadaan permukaan jalan dan mencegah kejutan ini berpindah ke body.
Gambar 1. Pelek dan Ban
1. PELEK RODA (DISC WHEEL)
Ban tidak dapat dipasang langsung pada mobil, tetapidipasang pada roda-roda, biasanya pelek (disc wheel). Karena roda merupakan bagian penting yang menyangkut keselamatan mengemudi, maka harus cukup kuat untuk menahan beban vertikal dan horisontal, beban pengendaraan dan pengereman dan berbagai macam tenaga yang tertumpu pada ban. Disamping itu roda harus seringan mungkin. Tambahan pula ban harus dibalance dengan baik, dengan demikian dapat berputar lembut pada putaran tinggi, dan pelek harus dibuat akurat agar dapat mengikat ban dengan baik.
Gambar 2. Penampang pelek roda
a. Tipe Pelek Roda
Pada gambar 2. memperlihatkan sebuah model roda yang banyak digunakan pada mobil penumpang. Beberapa roda ada yang menggunakan ruji-ruji, dan disc wheel yang banyak digunakan ini terbuat dari baja plat yang dipres dalam bentuk tertentu. Rim dilaskan menjadi satu dibagian luar disekeliling roda untuk memungkinkan pemasangan ban. Roda dipasangkan pada hub atau poros (axle shaft) dengan menggunakan empat atau enam buah baut tanam (hub bolt).Mur roda dibuat sedemikian rupa sehingga pelek dapat menempatkan posisinya dengan tepat dan center secara otomatis pada axle hub saat pemasangan. Berat pembalans (balance weight) kadang-kadang ada terpasang diluar disekeliling rim untuk membalance roda. Baut-baut yang dipasangkan pada roda disebut baut-baut hub, dan tutup yang menutupi baut baut ini disebut tutup roda (wheel drop). Pelek roda dapat dibedakan menurut metode pembuatan dan bahannya. Ada dua tipe yang umumnya digunakan sekarang : yaitu baja press dan campuran besi tuang (cast light alloy).
Gambar 3. Tipe pelek roda
1). Pelek Baja Press
Pelek tipe (pressed-steel disc wheel) ini terdiri dari rim yang dilas. Disc dibuat dari lembaran baja yang dipres. Konstruksi seperti ini mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya mobil menggunakan tipe ini karena tahan lama dan kualitasnya merata.
2). Pelek Dari Bahan Campuran Besi Tuang
Pelek (cast light-alloy disc wheel) ini terbuat dari bahan campuran biasanya dari aluminium atau magnesium. Pada umumnya digunakan untuk mengurangi berat dan menambah penampilan kendaraan.
3). Pelek Alumunium
Hal yang perlu diperhatikan dalam menangani pelek aluminium adalah :
a) Pada kendaraan yang menggunakan pelek aluminium, bila melepasnya untuk sementara, umpamanya untuk rotasi ban, perbaikan, atau bila memasang pelek yang baru pada kendaraan, maka setelah 1500 km roda dipasang periksalah kekerasan mur rodanya.
b) Bila menggunakan rantai ban, berhati-hatilah memasangnya agar tidak merusak pelek aluminium.
c) Gunakanlah khusus untuk pelek aluminium.
d) Bila perlu membalance roda, gunakanlah balance weight khusus untuk pelek aluminium. Gunakanlah palu plastic atau karet dan bukan logam untuk memasangnya.
e) Seperti halnya pelek jenis lainnya, periksalah pelek aluminium secara teratur.
b. Sistem Kode Spesifikasi Pelek
Ukuran pelek tercetak pada permukaan pelek itu sendiri. Biasanya meliputi lebar, bentuk dan diameter pelek. Misalnya: 5.50 F x 15 SDC
Keterangan 5.50 : Lebar pelek (dalam inchi)
F : Bentuk flens pelek
15 : Diameter pelek (dalam inchi)
SDC : Tipe rim
Gambar 4. Kode Spesifikasi Pelek
c. Pelek (Rim)
Penggunaan pelek (atau rim) yang betul akan bermanfaat bagi kemampuan ban yang dipakai dan keamanan dalam mengendarai mobil. Menurut standard industri Jepang (JIS), pelek dibagi menjadi enam kategori sebagai berikut : Nama Singkatan
1)
Divided Type Rim (D.T.)
Gambar 5. Divide Type Rim
Pelek jenis ini digunakan untuk mobil kecil, mesin pertanian, dan kendaraan industri (forklift dan sebagainya). Devide Type Rim paling cocok untuk keperluan buka dan pasang ban secara mudah. Tempat kedudukan bead tidak datar, tetapi miring pada kedua sisi, menurun kearah pusat dan membentuk apa yang dinamakan “taper”. Bead yang miring mencegah penggeseran dan akan menghasilkan pegangan yang
kuat dari bead dan pelek.
2)
Drop Center Rim (D.C.)
Gambar 6. Drop Center Rim
Pelek ini digunakan terutama untuk mobil sedan dan truk kecil. Terdiri dari satu bagian saja (Devide type terdiri dari dua bagian). Bentuk bagian tengah yang cekung dimaksudkan untuk memudahkan pemasangan bead. Disini juga ada “taper” untuk mencegah pergeseran diantara ban dan pelek.
3) Wide Drop Center Rim (W.D.C.)
Gambar 7. Wide Drop Center Rim
Belakangan ini ban dengan tekanan angin rendah telah digunakan untuk menambahkan kenyamanan dalam mengendarai mobil. Ban-ban tersebut lebih lebar daripada jenis yang biasa dan oleh karena itu, memerlukan suatu Wide Drop Center Rim (lebih lebar). Kebanyakan ban ini digunakan untuk mobil sedan dan truk kecil.
4)
Semi Drop Center Rim (S.D.C.)
Gambar 8. Semi Drop Center Rim
Semi Drop Center Rim digunakan terutama untuk ban truk kecil. Bentuk bagian tengah yang sedikit cekung memudahkan penggantian ban. Kontak antara ban dan pelek diperbesar dengan adanya “taper”. Hasilnya lebih baik daripada yang diberikan oleh jenis Flat Base biasa. SemiDrop Center Rim terdiri dari 3 bagian untuk memudahkan penggantian ban. Cincin yang dipasang diantara flens dan pelek induk disebut Cincin Pengunci (Lock Ring).Tetapii dewasa ini, pelek dengan 2 bagian (tanpa cincin pengunci) lebih sering digunakan, bagian yang dapat dilepas disebut Cincin Samping (Side Ring).
5) Flat Base Rim (I.R.)
Gambar 9. Flat Base Rim
Flat Base Rim dig Flat Base Rim digunakan untuk truk dan bus. Struktur pelek rata dan kuat dan oleh karena itu, dapat menahan beban yang lebih berat. Seperti pada semi drop center rim, pelepasan dari cincin samping adalah untuk pemasangan dan pelepasan ban. Pelek jenis ini sekarang dibuat lebih lebar. Tempat kedudukan bead sebelah kiri pada gambar 8, tidak begitu jelas kelihatan tetapi ada “taper“ sedikit. Pada sisi dimana cincin samping berada, tidak ada taper. Jadi disini pasangan bead tidak begitu baik, karena itu tidak direkomendasikan pemakaian pelek jenis ini.
6). Interim Rim
Gambar 10. Interim Rim
Interim Rim mempunyai konstruksi yang sama dengan Flat Base Rim yang lebar (Wide Base Rim) dan merupakan model yang telah disempurnakan dari Flat Base Rim. Dari hasil eksperimen yang bertahun-tahun ditemukan bahwa perbandingan (ratio) yang terbaik antara lebar pelek dan ban adalah sekitar 70%. Penggunaan pelek yang lebih lebar memberikan pencegahan yang baik terhadap pembangkitan panas dalam ban, umur ban yang pendek (dibandingkan dengan pelek yang lebih tua dengan lebar kira-kira 57 % dari lebar ban).
d. Ukuran Pelek
Contoh : 5.00 S x 20 F.B.
Keterangan :
5.0 = Lebar pelek (=lebar dasar ban) dalam inchi.
S = bentuk flens dari pelek. Ada 20 macam,dari A sampai V.
20 = diameter pelek dalam inchi.
F.B. = Flat Base Rim.
2. BAN
a). Ban Bias
Ban ini dibuat dengan lapisan serat arah miring. Memiliki tapak (tread) dengan daya serap benturan yang baik sehingga memberikan kenyamanan berkendaraan. Adapun ketahanan terhadap keausan dan guncangan (rol) tidak sebaik ban radial.
b). Ban Radial
Lapisan serat pada ban ini menyilang lingkar ban, ditambah lapisan sabuk searah lingkar ban. Tipe ban ini, sabuk terbuat dari serat baja. Ban ini disebut ban radial baja. Tapaknya lebih kaku, lebih tahan terhadap guncangan dan keausan daripada tipe bias, namun kurang nyaman pada jalan tidak rata.
Gambar 12. Roda dengan Ban Bias dan Ban dalam
c). Ban Tubeless
Tipe ini dirancang untuk menahan udara langsung didalamnya tanpa menggunakan ban dalam. Dilengkapi dengan lapisan dalam untuk menghindari kebocoran udara serta berfungsi untuk menghambat udara bocor dengan cepat saat ban tertusuk, sehingga tingkat keamanannya cukup baik. Keuntungan Ban Tubeles yaitu saat ban terkena paku atau benda tajam lainnya, tread dan liner mencengkeram kuat pada paku, sehingga dapat mencegah kebocoran udara sehingga ban tidak cepat kempis. Karena udara dalam ban berhubungan langsung dengan rim, transfer radiasi panas akan lebih baik. Dengan dihilangkannya ban dalam, flap dan side ring ban menjadi lebih ringan.
Gambar 13. Roda Dengan Ban Tubeless
d). Kode ukuran ban dan roda
Umumnya ukuran ban dan roda berdasar lebar, kekerasan, ketebalan, serta sifat lainnya.
Tabel 1. Kode ukuran ban dan roda
3. Membaca Kode Ban
a) Ban dengan ban dalam
10.0 – R – 20 – 14PR
Keterangan :
10.0 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
20 : Diameter rim (inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
Gambar 14. Kode Ban
b) Ban tubeless
11 – R – 22.5 – 14PR
Keterangan :
11 : Lebar ban (inchi)
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
14PR : Kekuatan ban (PR)
4. Metode ISO
a) Ban radial ultra flat
225 / 70 – R – 22.5 – 140 – 137 – J
Keterangan :
225 : Lebar ban (inchi) 137 : Indek muatan (roda ganda)
70 : Rasio Ketebalan J : Simbol kecepatan
R : Konstruksi radial
22.5 : Diameter Rim (Inchi)
140 : Indek muatan (roda tunggal)
5. PR (Play Rating)
Rating merupakan satu istilah yang dipakai untuk menyatakan kekuatan ban, berdasarkan pada kekuatan serat katun yang ditentukan oleh JIS. Semakin banyak jumlah lapisan, semakin tinggi kekuatan ban. Dengan kata lain, jumlah ini menyatakan berapa banyak lapisan benang katun (carcass) yang membentuk kerangka ban yang sama. 14PR tidak berarti bahwa ban mempunyai 14 lapisan serat katun.
6.
Rasio Ketebalan dan Tingkat Ketebalan
Gambar 15. Ratio Ketebalan dan Tingkat Kerataan
7. Pola tapak ban (Tread pattern)
Jenis, ukuran dan play rating ban ditentukan pada tahap desain kendaraan, tetapi pola tapak dapat ditentukan menurut kondisi pelayanan. Menurut tapaknya secara umum ban diklasifikasikan menjadi 5 pola dasar sebagai berikut.
Gambar 16. Pola dasar tread pattern
Dalam memasang ban ada beberapa hal yang harus diperhatikan demi keselamatan pengendara dan keawetan ban diantaranya:
1. Gunakan peralatan yang tidak merusak ban atau velg.
2. Pastikan velg sejajar dengan rim line saat terpasang.
3. Pastikan arah putar sesuai dengan petunjuk.
4. Cek tekanan angin agar sesuai dengan standardnya.
5. Sesuaikan ukuran ban dalam terhadap ban luarnya.
6. Pastikan tidak ada benda asing seperti krikil tajam, beling atau paku di
dalam ban.
7. Gunakan selalu rim tape untuk melindungi ban dalam dari tusukan spoke velg.
8. Pastikan bahwa posisi Valve ban dalam sesuai dengan tanda posisi Valve yang
tertera pada ban.
9. Kencangkan mur ban dalam seperlunya.
10. Setelah mengganti ban belakang sejajarkan posisinya agar lurus terhadap ban
depan untuk menghindari keolengan.
11. Setelah ban terpasang tarik beberapa kali tuas rem terutama rem hidrolik
sampai terasa tekanan rem sudah kembali normal untuk menghindari terjadinya rem
blong.
C. TOE
1. Defenisi toe
Selisih jarak antar roda depan bagian depan dengan bagian belakang jika dilihat dari atas kendaraan.
2. Macam-macam Toe
2.1. Toe-In (Positif)
·
Roda bagian depan kendaraan saling mendekat A<B
· a merupakan ukuran sudut Toe-In dalam derajat
· Perbedaan A dan B merupakan ukuran Toe-In dalam mm
· Efek jika Toe-In terlalu besar maka roda akan aus pada bagin luar.
2.2. Toe-Out (Negatif)
· Roda bagian depan kendaran saling menjauh A>B
· a merupakan ukuran sudut Toe-Out dalam derajat
· Perbedaan antara A dan B merupakan ukuran Toe-Out dalam mm
· Efek jika Toe-Out terlalu besar maka roda akan aus pada sebelah dalam.
3. Fungsi Toe
3.1. Sebagai koreksi Camber
Reaksi rolling camber menyebabkan roda menggelinding kearah luar. Oleh sambungan, roda kemudi di paksa bergerak lurus kearah jalannya kendarannya. Akibatnya roda menggelinding dengan ban menggosok pada bagian dalam.
Toe-In mengakibatkan roda menggelinding kearah dalam. Efek rolling camber kearah luar dapat teratasi sehingga roda dapat menggelinding lurus tanpa terjadi bau menggosok pada permukaan jalan, sehingga dapat menghemat ban /keausan ban merata dan pengemudian stabil/ tidak timbul getaran.
3.2 Sebagai koreksi gaya penggerak
3.2.1. Mobil dengan penggerak roda belakang
Gaya penggerak dari roda depan diteruskan ke aksel belakang melalui rangka. Reaksi terhadap gelinding roda belakang yang mengarah kebelakang menyebabkan roda depan bagian depan bergerak kearah luar
Untuk mengatasinya maka pada kendaraan ini perlu penyetelan Toe-In
3.2.2. Mobil dengan penggerak roda depan
Gaya penggerak dari roda depan diteruskan ke aksel belakang melalui rangka. Reaksi terhadap gelinding roda belakang yang mengarah kebelakang menyebabkan roda depan bagian depan bergerak kearah dalam.
Untuk mengatasinya maka pada kendaraan ini perlu penyetelan Toe-Out.
D. CAMBER
1. Defenisi Camber
Kemiringan roda bagian atas kedalam atau keluar terhadap garis vertikal jika dilihat dari depan kendaran.
2.
Macam-macam camber
2.1. Camber Positif
· Bagian atas roda miring keluar jika dilihat dari depan.
· a Merupakan ukuran sudut camber positif
· Jika camber terlalu positif, akibatnya roda akan aus pada bgin luar roda.
2.2
. Camber Negatif
· Bagian atas roda miring kedalam jika dilihat dari depan.
· b merupakan ukuran sudut camber negatif.
· Jika camber terlalu negatif, akibatnya keausan roda akan terjadi pada bagian dalam roda.
3. Fungsi Camber
3.1. Camber Positif
Perpanjangan garis tengah roda akan bertemu pada permukaan jalan “O” sehingga roda akan cenderung menggelinding mengelilingi titik “O” (rolling Camber). Dengan adanya ini, Gaya untuk memutar roda kemudi menjadi lebih ringan.
3.2. Camber Negatif
Pada camber negatif, jauh titik kutub terhadap jalan (1) dengan titik putar kemudi terhadap jalan (2) semakin Jauh
Camber negatif menyebabkan rolling camber mengarah kedalam (0) Sehingga Kemudi menjadi lebih berat.
4. Pengaruh camber terhadap pengemudian.
4.1. Camber Positif (+)
Gaya sejajar S spindel (FS) yang mengarah keroda menyebabkan reaksi roda menekan kearah bantalan dalamsehingga reaksi kelonggaran bantalan berkurang
- Camber positif mengurangi kelonggaran bantalan.
Letak beban kendaraan pada spindel mendekati bantalan dalam menyebabkan getaran ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi menjadi kecil.
4.2. Camber Negatif (-)
Gaya sejajar sumbu spindel (FS) yang mengarah keluar dari rodamenyebabkan roda ingin lepas dari pengikatnyareduksi kecocokan bantalan dapat dirasakan pada sistem kemudi.
- Camber negatif menyebabkan efek kebebasan roda bertambah
Letak beban kendaraan pada sumbu spindel mendekati bantalanluar menyebabkan beban spindel bertambah menimbulkan getaranyang ditimbulkan spindel diteruskan ke sistem kemudi bertambah.
5. Letak beban Pada spindel
5.1. Camber Positif
Keterangan :
F : gaya berat kendaraan
Fr : gaya reaksi (gaya tegak lurus)
Pada camber dan gaya reaksi (gaya tegak lurus) pada poros roda (spindel) mendekati sumbu putar kemudi (kingpin) . Camber positif dapat memperkecil momen bengkok spindel.
5.2. Camber negatif
Pada camber negatif gaya reaksi (gaya tegak lurus pada poros roda (spindel) menjauhi sumbu putar kemudi / kingpin. Camber negatif dapat memperbesar momen bengkok spindel.
E. CASTER
1. Defenisi Caster
Kemiringan Sumbu kemudi (kingpin) terhadap garis tengah vertikal jika dilihatb dari samping kendaraan.
2. Macam-macam Caster
2.1
Caster negatif
- Bagian sumbu kingpin berada didepan garis tengah roda vertikal “O” dan bagian bawah sumbu kingpin berada di bawah.
- b Sudut caster negatif dalam derajat.
2.2
Caster positif
- Bagian atas sumbu kingpin berada di belakang garis tengah roda vertikal “O” dan bagian bawah sumbu kingpin berada didepan.
- b sudut caster dalam derajat.
3. Fungsi caster
Ket : F : gaya penggerak
Fr : gaya ysng digerakkan
Gaya gerak F bekerja pada titik A dan menarik roda di titik B. Tahanan gelinding rod membeikan perlawanan (reaksi) yang arahnya berlawanan (Fr).
A
B
Dengan demikian reaksi gaya gelinding roda yang ditarik akan selalu segaris dan arahnya berlawanan dengan arah gaya penggerak.
F
Fr
Saat jalan lurus caster berfungsi menggerakkan roda tetap stabil dalam posisi lurus walaupun kemudi dilepas.
4. Pengaruh caster terhadap sifat pengemudian
4.1. Caster Positif terlalu besar
- Makin besar penyetelan caster positif makin besar kemampuan roda kembali pada posisi lurus.
- Bila permukaan jalan jelek, getaran yang dirasakan kemudi terasa kuat yang di akibatkan roda.
4.2. Caster Negatif
- Pada roda timbul getaran
- Roda bergerak tidak stabil, stabil saat jalan lurus.
F. SUDUT KINGPIN DAN OFFSET
1. Defenisi sudut kingpin
Kemiringan sumbu kingpin terhadap garis Vertikal jika dilihat dari depan.
Ket :
a : Sumbu roda
b : Garis sumbu kingpin
o : Garis Vertikal
a : Sudut Camber
b : Sudut Kingpin
A : Offset
A
2. Fungsi sudut kingpin
Perhatikan gambar. Pada saat belok kiri kingpin terangkat naik, gerakan keatas kingpin diteruskan ke pegas dan body kendaraan melepas gaya berat kendaraan (Fw). Perubahan tinggi kingpin menyebabkan gaya balik ke posisi lurus.
Sudut kingpin berfungsi mengembalikan sikap roda ke posisi lurus setelah membelok.
3. Defenisi offset
Jarak antar titik temu, garis tengah roda terhadap permukaan jalan dengan titik perpanjangan garis sumbu kingpin terhadap permukaan jalan.
A
4. Macam-macam offset
4.1. Offset Positif
-
Jarak A disebelah dalam kendaraan
- A merupakan ukuran untuk Offset
- Antara
A
4.2. Offset Negatif
- A
Jarak A ada di sebelah luar kendaraan
REM CBS
Apa Itu CBS ?
Baru-baru ini AHM meluncurkan varian terbaru dari generasi motor matic yakni matic CBS Techno. Pada matic CBS Techno, memasang Fitur teknologi baru yang disebut Combined Brake System atau Combi Brake System (CBS). Fitur ini merupakan hal baru (pertama) dan satu-satunya di pasar motor Indonesia. Seperti kita ketahui bersama bahwa rem adalah salah satu komponen vital dalam kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan inovasi untuk dapat lebih mengoptimalkan baik dari segi fungsi maupun tampilan.
Pada sepedamotor konvensional rem depan dan rem belakang merupakan dua sistem yang saling bebas dan berdiri sendiri (terpisah). Masing-masing sistem memiliki tuas atau aktuator penggeraknya sendiri. Fungsi pengereman akan optimal ketika rem depan dan rem belakang dioperasikan secara simultan (bersamaan) dengan menggerakkan kedua tuas rem (Gb. 1).
Sedangkan pada Combined Brake System atau Combi Brake System (CBS), sistem pengereman didesain untuk mengkombinasikan antara rem depan dan rem belakang sedemikian rupa agar dapat bekerja secara bersama dengan hanya menggunakan satu tuas. Sistem ini dapat diterapkan pada salah satu tuas rem (Single CBS atau Combi Brake). Jika sistem ini diterapkan pada kedua tuas rem maka lazim disebut dengan Dual CBS.
CBS pertama kali diaplikasikan pada sepeda motor Honda Goldwing pada tahun 1982, seiring waktu dan dengan banyaknya minat konsumen akan type ini maka CBS ini mulai diaplikasikan di type motor yang lain, tidak terkecuali type scooter. Pada beberapa model juga dikembangkan kombinasi aplikasi CBS dengan Antilock Brake System (ABS). Mengenai ABS akan dibahas pada edisi lain. Gambar 2. mengilustrasikan aplikasi CBS dan ABS pada beberapa sepeda motor Honda.
Mengenal Komponen CBS
Apa saja komponen CBS ? Illustrasi (Gb. 3 dan Gb.4) berikut adalah komponen-komponen penyusun CBS.
Gambar: 3. Component of CBS
Gambar: 4. Visual Appearance of CBS
Bagaimana Prinsip kerja CBS (Combined Brake System) ?
Pada dasarnya CBS merupakan mechanical braking system yang artinya dalam pengoperasiannya hanya menggunakan prinsip mekanik saja. Dalam hal ini CBS type menggunakan Equalizer sebagai system mekanik yang bertugas sebagai penghubung antara front brake, rear brake dan lever left sehingga CBS tersebut dapat bekerja secara bersamaan. Untuk lebih jelasnya mengenai prinsip kerja CBS dapat dilihat seperti illustrasi dibawah ini:
Pada illustrasi diatas dapat kita ketahui bahwa pada saat Lever L sedikit ditekan maka equalizer akan mulai menarik cable rear brake (rear brake on)
Langkah selanjutnya jika lever left ditekan hingga maksimal, maka equalizer akan menarik front brake cable dan rear brake cable secara bersamaan dengan porsi pengereman yang lebih besar pada rear brake. Hal ini sengaja didesign sedemikian rupa sehingga proses pengereman yang dihasilkan lebih optimal dan kenyamanan pengendara dapat ditingkatkan.
Sedangkan pada saat lever right ditekan maka yang terjadi adalah pengereman depan saja (front brake only) dan CBS part tidak berfungsi (Left Brake lever area).
PARKING BRAKE LOCK (CBS TYPE)
Satu lagi fitur yang menyertai CBS pada Vario CBS Techno adalah adanya Parking Brake Lock. Seperti pada model pendahulunya, Parking Brake Lock ini berfungsi untuk membantu pengendara pada saat menyalakan engine sebagai safety lock brake sehingga motor tidak berjalan pada saat sepedamotor dinyalakan, selain itu parking brake lock juga berfungsi sebagai alat bantu pada saat unit motor berhenti ditanjakan sehingga motor tidak turun kebelakang. Jika kita lihat dari segi mekanisme cara kerja parking brake lock type CBS memang sedikit berbeda dari type sebelumnya dapat kita lihat pada konstruksi dan cara pengoperasiannya. Pengoperasian Parking Brake Lock pada Vario CBS Techno adalah sebagai berikut :
Apa Keunggulan CBS??
· Combined Brake System: Artinya dengan menggunakan sistem pengereman ini maka dengan satu tuas (left lever) sudah dapat mengaplikasikan front dan rear brake secara bersamaan dibandingkan sistem pengeraman konvensional.
· Jarak pengeraman yang dihasil lebih maksimal.
· Teknologi CBS yang telah diterapkan akan memberikan feeling pengereman yang nyaman bagi pengendara.
· Dengan adanya CBS pengendara secara tidak langsung diajarkan cara pengereman yang benar
· CBS merupakan valuable feature for brake technology
Dengan keunggulan-keunggulan di atas, maka semakin bangga pengguna Vario CBS Techno berkata : I’m Vario, I’m Vario Techno, what about you?
Baru-baru ini AHM meluncurkan varian terbaru dari generasi motor matic yakni matic CBS Techno. Pada matic CBS Techno, memasang Fitur teknologi baru yang disebut Combined Brake System atau Combi Brake System (CBS). Fitur ini merupakan hal baru (pertama) dan satu-satunya di pasar motor Indonesia. Seperti kita ketahui bersama bahwa rem adalah salah satu komponen vital dalam kendaraan bermotor, sehingga dibutuhkan inovasi untuk dapat lebih mengoptimalkan baik dari segi fungsi maupun tampilan.
Pada sepedamotor konvensional rem depan dan rem belakang merupakan dua sistem yang saling bebas dan berdiri sendiri (terpisah). Masing-masing sistem memiliki tuas atau aktuator penggeraknya sendiri. Fungsi pengereman akan optimal ketika rem depan dan rem belakang dioperasikan secara simultan (bersamaan) dengan menggerakkan kedua tuas rem (Gb. 1).
Sedangkan pada Combined Brake System atau Combi Brake System (CBS), sistem pengereman didesain untuk mengkombinasikan antara rem depan dan rem belakang sedemikian rupa agar dapat bekerja secara bersama dengan hanya menggunakan satu tuas. Sistem ini dapat diterapkan pada salah satu tuas rem (Single CBS atau Combi Brake). Jika sistem ini diterapkan pada kedua tuas rem maka lazim disebut dengan Dual CBS.
CBS pertama kali diaplikasikan pada sepeda motor Honda Goldwing pada tahun 1982, seiring waktu dan dengan banyaknya minat konsumen akan type ini maka CBS ini mulai diaplikasikan di type motor yang lain, tidak terkecuali type scooter. Pada beberapa model juga dikembangkan kombinasi aplikasi CBS dengan Antilock Brake System (ABS). Mengenai ABS akan dibahas pada edisi lain. Gambar 2. mengilustrasikan aplikasi CBS dan ABS pada beberapa sepeda motor Honda.
Mengenal Komponen CBS
Apa saja komponen CBS ? Illustrasi (Gb. 3 dan Gb.4) berikut adalah komponen-komponen penyusun CBS.
Gambar: 3. Component of CBS
Gambar: 4. Visual Appearance of CBS
Bagaimana Prinsip kerja CBS (Combined Brake System) ?
Pada dasarnya CBS merupakan mechanical braking system yang artinya dalam pengoperasiannya hanya menggunakan prinsip mekanik saja. Dalam hal ini CBS type menggunakan Equalizer sebagai system mekanik yang bertugas sebagai penghubung antara front brake, rear brake dan lever left sehingga CBS tersebut dapat bekerja secara bersamaan. Untuk lebih jelasnya mengenai prinsip kerja CBS dapat dilihat seperti illustrasi dibawah ini:
Pada illustrasi diatas dapat kita ketahui bahwa pada saat Lever L sedikit ditekan maka equalizer akan mulai menarik cable rear brake (rear brake on)
Langkah selanjutnya jika lever left ditekan hingga maksimal, maka equalizer akan menarik front brake cable dan rear brake cable secara bersamaan dengan porsi pengereman yang lebih besar pada rear brake. Hal ini sengaja didesign sedemikian rupa sehingga proses pengereman yang dihasilkan lebih optimal dan kenyamanan pengendara dapat ditingkatkan.
Sedangkan pada saat lever right ditekan maka yang terjadi adalah pengereman depan saja (front brake only) dan CBS part tidak berfungsi (Left Brake lever area).
PARKING BRAKE LOCK (CBS TYPE)
Satu lagi fitur yang menyertai CBS pada Vario CBS Techno adalah adanya Parking Brake Lock. Seperti pada model pendahulunya, Parking Brake Lock ini berfungsi untuk membantu pengendara pada saat menyalakan engine sebagai safety lock brake sehingga motor tidak berjalan pada saat sepedamotor dinyalakan, selain itu parking brake lock juga berfungsi sebagai alat bantu pada saat unit motor berhenti ditanjakan sehingga motor tidak turun kebelakang. Jika kita lihat dari segi mekanisme cara kerja parking brake lock type CBS memang sedikit berbeda dari type sebelumnya dapat kita lihat pada konstruksi dan cara pengoperasiannya. Pengoperasian Parking Brake Lock pada Vario CBS Techno adalah sebagai berikut :
Apa Keunggulan CBS??
· Combined Brake System: Artinya dengan menggunakan sistem pengereman ini maka dengan satu tuas (left lever) sudah dapat mengaplikasikan front dan rear brake secara bersamaan dibandingkan sistem pengeraman konvensional.
· Jarak pengeraman yang dihasil lebih maksimal.
· Teknologi CBS yang telah diterapkan akan memberikan feeling pengereman yang nyaman bagi pengendara.
· Dengan adanya CBS pengendara secara tidak langsung diajarkan cara pengereman yang benar
· CBS merupakan valuable feature for brake technology
Dengan keunggulan-keunggulan di atas, maka semakin bangga pengguna Vario CBS Techno berkata : I’m Vario, I’m Vario Techno, what about you?
REM ABS
SISTEM REM ANTI-LOCK (ANTI LOCK BRAKE SYSTEM) ABS
URAIAN
Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak
langsung mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
I. SEJARAH ABS
ABS pertama kali dikembangkan untuk keperluan pesawat terbang, pada awalnya sistem ini diperkenalkan oleh Dunlop's Maxaret System pada 1950-an dan masih digunakan pada beberapa model pesawat terbang saat ini.
Dalam beberapa pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan ABS, kinerja pengereman dapat meningkat sampai 30%, dan pilot tidak perlu melakukan tekanan pengereman secara bertahap pada pesawat, tetapi cukup melakukan pengereman dengan tekanan maksimum dan selanjutnya tekanan pengereman tersebut diatur secara otomatis oleh ABS, tanpa adanya kekawatiran akan terjadi slip/mengunci pada roda-roda pesawat saat pengereman dilakukan.
Keuntungan lain pada pesawat adalah untuk mencegah roda/ban pecah, bahkan hangus akibat bergesekan dengan permukaan landasan pacu yang disebabkan oleh roda/ban yang slip/terkunci jika sistem rem pesawat tidak dilengkapi dengan ABS.
Pada tahun 1958, Royal Enfield Super Meteor Motor digunakan oleh Road Research Laboratory untuk menguji percobaan sistem rem ABS yang dibuat oleh The Maxaret pada sepeda motor, hasilnya menunjukkan bahwa ABS merupakan nilai tambah yang besar terhadap sistem keamanan aktif sepeda motor. Dari hasil pengujian tersebut juga disimpulkan bahwa jarak pengereman sepeda motor dengan ABS dapat menjadi lebih pendek 30% jika dibandingkan dengan sepeda motor tanpa ABS
Selanjutnya ABS juga diujicobakan pada mobil balap, namun pada saat itu kemungkinan diterapkan pada mobil ataupun sepeda motor masih menjadi kendala karena faktor harganya yang masih mahal.
Pada tahun 1971 perusahan mobil Chrysler bekerja sama dengan Bendix Corporation, memperkenalkan ABS dengan ECU yang disebut dengan ABS tiga channel empat-sensor Pada tahun 1971 juga, General Motors memperkenalkan ABS dengan sebutan "Trackmaster" yaitu ABS untuk roda belakang saja, dan ABS roda belakan ini diaplikasikan pada mobil Cadillac. Lalu masih pada tahun yang sama Nissan menawarkan EAL (Electro Sistem Anti-lock) sebagai opsi pada Nissan Presiden yang menjadi ABS pertama pada mobil buatan Jepang.
Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda depan.
Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda belakang.
Switch Lampu Rem : mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan
signal ke ABS computer.
Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa pada
ABS ada yang tidak berfungsi.
ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing
wheel cylinder dengan signal dari ABS computer.
ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor
komputer menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim
signal ke ABS actuator.
II. Cara Kerja Rem ABS
secara manual cara kerja dari ABS, dengan cara menekan pedal rem dan sesekali melepasnya (bahasa lainnya mengocok rem). Tapi, perlu jam terbang tinggi dari seorang pengemudi, untuk melakukan teknik ini. Sisanya, kebanyakan pengemudi menekan langsung pedal rem dengan harapan mobil akan berhenti.
Ada kesalahan persepsi pada fungsi rem menyebabkan rendahnya pemahaman soal manfaat ABS. Oleh karena itu, fungs rem ABS sama sekali tidak bisa dianggap remeh, terlebih saat kita berkendara di kondisi jalan licin.
Perlu diingat, fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya ganya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).
Bahaya yang ditimbulkan dari gaya sentrifugal akan melempar mobil lurus ke depan, dengan catatan kemudi juga dalam keadaan lurus. Tapi bila kemudi sedang dalam keadaan berbelok, hasilnya mobil bisa tak terkjendali dan terbalik. Disinilah ABS diciptakan untuk mengurangi gaya sentrifugal.
Ide dibalik teknologi ABS pada dasarnya sederhana. Biasanya saat rem diinjak secara penuh, keempat roda kendaraan akan langsung mengunci. Setelah itu, mobil meluncur lurus ke depan tak bisa dikendalikan dalam posisi membelok. Ketidakstabilan itulah yang sering terjadi pada sistem rem nonABS. Hal seperti itu, tentu menimbulkan risiko kecelakaan, apalagi bila di depannya ada rintangan.
Secara umum ABS terdiri dari; unit kontrol elektronik (ECU), sensor kecepatan roda (wheel speed sensor), dan setidaknya dua katup hidrolik dalam unit hidrolik rem.
ECU ini selalu memantau kecepatan setiap roda; jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih lambat dari yang lain, kondisi ini menunjukkan roda akan terkunci/slip pada permukaan jalan, katup hidrolik mengurangi tekanan minyak rem ke roda yang slip/terkunci itu, dengan kata lain tekanan minyak rem dikurangi pada roda itu sehingg roda berputar kembali.
Demikian juga sebaliknya, jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih cepat dari yang lain, maka tekanan minyak rem ditingkatkan untuk roda tersebut, sehingga putaran roda lebih melambat lagi.
Proses itu terus berlangsung secara berulang-ulang akbuatnya pengemudi dapat merasakan getaran pada pedal rem. ABS dapat menurunkan dan menaikkan tekanan pada roda berlangsung dengan sangat cepat sampai 15 kali per detik.
Rem ini dirancang anti mengunci dengan tujuan untuk mencegah selip. Selain itu, membantu pengemudi memantapkan kendali pada setir dalam situasi pengereman mendadak. Dengan kata lain, ABS mencegah roda kendaraan untuk mengunci, dan memperbaiki pengendalian pengemudi di saat pengereman mendadak.
Proses kerja ABS, yaitu saat pengemudi menginjak rem, keempat roda langsung mengunci. Namun, saat pengemudi tiba-tiba membelokkan setir ke kiri atau ke kanan, komputer secara otomatis melepas roda yang terkunci. Dengan sistem itu, maka mobil bisa dikendalikan dan dihentikan, sekaligus menghindari rintangan di depannya.
Cara kerja ABS adalah mengurangi tekanan tiba-tiba minyak/oli rem pada kaliper kanvas yang menjepit piringan rem atau teromol. Tekanan minyak rem disalurkan secara bertahap. Sehingga secara perlahan-lahan kendaraan dapat dihentikan saat pengereman mendadak. ABS adalah penambahan rem normal Anda. Ini tidak mengurangi atau menambah kemampuan normal Anda pengereman. ABS hanya aktif saat roda hendak lock up. ABS tidak selalu memperpendek jarak Anda berhenti, tetapi itu membantu Anda menjaga kendaraan di bawah kontrol selama pengereman keras.
III. ABS dan Perengkat Tambahan EBD (Electronic Braking Distribution).
Dalam perkembangannya sistem ABS ternyata dianggap belum cukup, sehingga para pakar otomotif pun mengembangkan teknologi pendukungnya. Piranti itu diberi nama EBD yang dirancang dengan tujuan memperpendek jarak pengereman yaitu saat rem diinjak sampai mobil benar-benar berhenti. EBD bekerja dengan memakai sensor yang memonitor beban pada tiap roda. Proses kerjanya, jika rem diinjak, maka komputer akan membagi tekanan ke setiap roda sesuai dengan beban yang dipikulnya. Dampaknya jarak pengereman menjadi semakin pendek.
Kedua piranti ABS dan EBD saling bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan. Sensor yang berada pada setiap roda memonitor kapan roda terkunci saat pengereman. Setiap sensor memberikan sinyal ke piranti EBD untuk mengatur kapan harus melepaskan tekanan hidrolis atau memberi tekanan kembali dalam waktu singkat. Ketika rem diinjak dan roda berputar lambat, unit EBD menentukan roda mana yang akan mengunci. Unit EBD kemudian memberi sinyal untuk mengurangi tekanan pengereman agar roda kembali berputar, hingga mencegah roda mengunci.
Perangkat ABS juga dapat digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Kontrol Traksi (TCS/Traction Control System) atau Anti-Slip Regulation (ASR) yang berfungsi menstabilkan mobil saat akselerasi pertama kali.
Jika saat akselerasi ban kehilangan traksi dengan permukaan jalan, maka ECU-ABS dapat mendeteksi keadaan itu dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan menaikkan tekanan minyak rem pada roda tersebut sampai roda bertraksi lagi dengan permukaan jalan.
IV. KOMPONEN ABS
Ada empat komponen utama ABS:
1. Sensor Kecepatan Roda (Wheel Speed Sensor)
2. Unit Hidrolik dan Katup Hidrolik,
3. Pompa pada Unit Hidrolik
4. ECU-ABS
1. SENSOR KECEPATAN RODA
ABS membutuhkan informasi tentang kecepatan roda, guna mengatur tekanan minyak rem pada roda sehingga roda tidak mengunci/slip pada permukaan jalan. Sensor Kecepatan Roda ini terletak pada roda atau pada beberapa model ditempatkan di differensial/gardan.
2. UNIT HIDROLIK dan KATUP HIDROLIK,
Terdapat katu-katup yang mengatur tekanan minyak rem pada setiap saluran/pipa rem. Cara kerja katup ini ada 3 keadaan/posisi yaitu;
Posisi pertama; Katup terbuka, tekanan minak rem dari silinder master diteruskan ke roda/tekanan minyak rem langsung ke roda (seperti rem tanpa ABS).
Posisi dua; Katup menutup aliran minyak rem menuju ke roda, tekanan rem tetap (tidak bertambah), meskipun pemgemudi menambah tekanan pedal rem
Dalam posisi tiga: Katup mengurangi/melepaskan tekanan minyak rem, hal ini berarti tekanan minyak rem pada roda yang slip dikurangi, sampai roda berputar lagi
3. POMPA
Karena katup-katup hidolik bisa mengurangi atau melepaskan tekanan minyak rem pada roda, maka diperlukan sebuah pompa untuk membangun tekanan minyak rem kembali.
4. ECU-ABS
ECU-ABS berfungsi menerima informasi dari sensor kecepatan roda secara individual, pada waktu roda kehilangan traksi dengan permukaan jalan maka sensor kecepatan roda mengirimkan sinyal ke ECU-ABS, kemudian ECU-ABS akan membatasi/mengurangi tekanan pengereman pada roda yang mengalami slip tersebut..
Pungsi dari ECU-ABS
1. ECU-ABS memantau sensor kecepatan setiap saat, mendeteksi penurunan kecepatan roda yang extrim, tepat sebelum roda terkunci/slip, maka ECU-ABS melakukan pengaturan tekanan minyak rem, misalnya tekanan minyak rem dipertahankan saja tanpa ditambah lagi, meskipun pengemudi menekann pedal rem lebih dalam.
2. Bila dengan dipertahankanya tekanan minyak rem itu roda masih slip/terkunci maka ECU-ABS segera mengurangi tekanan minyak rem, sampai roda tersebut berputar kembali. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat dan berulang-ulang sampai kendaraan berhenti, atau pengemudi tidak melakukan pengereman lagi.
3. Waktu ABS bekerja pengemudi merasakan berdenyut-denyut pada pedal rem, ini disebabkan karena kerja katup hidrolik yang membuka-menutup saluran minyak rem. Dengan adanya denyutan/getaran pedal rem tersebut juga sebagai tanda bagi pengemudi bahwa ABS sedang bekerja.
V. JENIS/TIPE ABS
ABS mempunya tipe sebagai berikut;
a. ABS Empat Channel - Empat Sensor Kecepatan Roda
Ini adalah ABS yang terbaik. Terdapat sebuah sensor kecepatan untuk satu roda.
Pada tipe ini ECU dapat memonitor kecepatan masing-masing roda, dengan demikian ECU-ABS juga dapat mengatur tekanan pengereman pada masing-masing roda secara individual.
b. ABS Tiga Channel
Tipe ini biasanya diaplikasikan pada truk ringan atau SUV, memiliki 2 sensor kecepatan roda dan 2 katup hirolik untuk roda-roda depan, hanya memiliki satu katup hidrolik dan satu sensor roda untuk kedua roda belakang. Sensor kecepatan roda belakang biasanya terletak di poros belakang atau gardan.
Tentu saja ABS 3 channel ini hanya memberikan kontrol secara individual pada roda-roda depan, sehingga roda depan dapat mencapai kinerja maksimal pengereman. Roda-roda belakang dipantau kerjaanya secara bersama-sama, dengan hanya menggunakan satu katup hidrolik untuk roda-roda belakang, maka bisa saja salah satu roda belakang akan mengunci/slip sehingga mengurangi efektivitas rem.
c. ABS Satu Channel
Sistem ini sering ditemukan pada truk disebut dengan ABS Roda Belakang (Rear Wheel Antilock Braking System/RWAL). Hanya memiliki satu katup hidrolik yang mengontrol tekanan minak rem ke roda belakang. Sensor kecepatan roda biasanya terletak di poros belakang. RWAL hanya dapat mengontrol tekanan minyak rem secara bersamaan pada roda-roda belakang saja, dengan sistem ini kemungkinan salah satu roda belakang akan bisa mengunci/slip sehingga mengurangi efektivitas rem.
Pengereman roda depan sama sekali tidak diatur oleh RWAL, jika terjadi slip pada kedua roda depan, maka diharapkan kendaraan masih bisa berhenti dengan posisi lurus,
VI. STUDI MANFAAT ABS
Sebuah studi pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Monash University Accident Research Centre-Australia menyimpukan bahwa ABS;
• Mengurangi resiko kecelakaan kendaraan di jalan raya sebesar 18 persen,
• Mengurangi resiko kecelakaan pada off-road sebesar 35 persen.
Pada permukaan jalan dengan traksi yang bagus seperti aspal, atau jalan berbeton, mobil dengan ABS-mampu mencapai jarak pengereman yang lebih baik (yaitu lebih pendek) daripada mobil tanpa ABS.
ABS mengurangi kemungkinan menabrak dan atau mengurangi resiko yang lebih parah lagi, maka disarankan pada pengemudi yang “kurang ahli” untuk menggunakan kendaraan dengan ABS supaya mengurangi dampak pengereman yang kuat dan mendadak.
Beberapa produsen kendaraan yang menyediakan mobil untuk "off-road" melengkapi tombol “on/off” untuk ABS. Manfaat utama ABS untuk kendaraan “off-road” adalah untuk mempertahankan traksi roda dengan permukaan jalan yang berpasir atau berlumpur, tetapi adakalanya para “offroader” juga tidak memerlukan ABS, lalu mereka dapat mematikan dan menghidupkan ABS sesuai dengan keperluan..
Sebuah studi lain yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) tahun 1999 juga menyimpulkan bahwa jarak efektif pengereman dengan ABS pada jalan berkerikil lebih pendek 22 persen dari kendaraan tanpa ABS.
Namun pada studi yang dilakukan di Munich-Jerman; Setengah armada taksi dilengkapi dengan ABS, sementara separuh lainnya memiliki sistem rem konvensional. Indeks kecelakaan mobil pada kedua jenis taksi tersebut adalah sama, dan akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa pengemudi taksi dengan ABS cenderung lebih berani mengambil resiko, sedangkan pengemudi taksi tanpa ABS lebih hati-hati dalam mengendarai mobilnya, karena mereka tahu bahwa rem tanpa ABS tidak dapat membantu mereka jika terjadi pengereman secara kuat dan mendadak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Junisram syam. Forum diskusi pecinta otomotif di Facebook. ABS (anti lock break system).
2. http.googel.com
URAIAN
Rem anti-lock ini berfungsi untuk mengerem kendaraan dengan cara tidak
langsung mengunci (rem-tidak-rem-tidak-dan seterusnya).
I. SEJARAH ABS
ABS pertama kali dikembangkan untuk keperluan pesawat terbang, pada awalnya sistem ini diperkenalkan oleh Dunlop's Maxaret System pada 1950-an dan masih digunakan pada beberapa model pesawat terbang saat ini.
Dalam beberapa pengujian dapat disimpulkan bahwa dengan ABS, kinerja pengereman dapat meningkat sampai 30%, dan pilot tidak perlu melakukan tekanan pengereman secara bertahap pada pesawat, tetapi cukup melakukan pengereman dengan tekanan maksimum dan selanjutnya tekanan pengereman tersebut diatur secara otomatis oleh ABS, tanpa adanya kekawatiran akan terjadi slip/mengunci pada roda-roda pesawat saat pengereman dilakukan.
Keuntungan lain pada pesawat adalah untuk mencegah roda/ban pecah, bahkan hangus akibat bergesekan dengan permukaan landasan pacu yang disebabkan oleh roda/ban yang slip/terkunci jika sistem rem pesawat tidak dilengkapi dengan ABS.
Pada tahun 1958, Royal Enfield Super Meteor Motor digunakan oleh Road Research Laboratory untuk menguji percobaan sistem rem ABS yang dibuat oleh The Maxaret pada sepeda motor, hasilnya menunjukkan bahwa ABS merupakan nilai tambah yang besar terhadap sistem keamanan aktif sepeda motor. Dari hasil pengujian tersebut juga disimpulkan bahwa jarak pengereman sepeda motor dengan ABS dapat menjadi lebih pendek 30% jika dibandingkan dengan sepeda motor tanpa ABS
Selanjutnya ABS juga diujicobakan pada mobil balap, namun pada saat itu kemungkinan diterapkan pada mobil ataupun sepeda motor masih menjadi kendala karena faktor harganya yang masih mahal.
Pada tahun 1971 perusahan mobil Chrysler bekerja sama dengan Bendix Corporation, memperkenalkan ABS dengan ECU yang disebut dengan ABS tiga channel empat-sensor Pada tahun 1971 juga, General Motors memperkenalkan ABS dengan sebutan "Trackmaster" yaitu ABS untuk roda belakang saja, dan ABS roda belakan ini diaplikasikan pada mobil Cadillac. Lalu masih pada tahun yang sama Nissan menawarkan EAL (Electro Sistem Anti-lock) sebagai opsi pada Nissan Presiden yang menjadi ABS pertama pada mobil buatan Jepang.
Speed Sensor Depan : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda depan.
Speed Sensor Belakang : mendeteksi kecepatan roda pada masing-masing
roda belakang.
Switch Lampu Rem : mendeteksi tanda pengereman dan mengirimkan
signal ke ABS computer.
Anti-Lock Warning Light : lampu menyala sebagai peringatan bahwa pada
ABS ada yang tidak berfungsi.
ABS Actuator : mengontrol tekanan minyak rem pada masing-masing
wheel cylinder dengan signal dari ABS computer.
ABS Computer : dengan signal-signal dari masing-masing speed sensor
komputer menghitung jumlah akselerasi dan deselerasi, dan mengirim
signal ke ABS actuator.
II. Cara Kerja Rem ABS
secara manual cara kerja dari ABS, dengan cara menekan pedal rem dan sesekali melepasnya (bahasa lainnya mengocok rem). Tapi, perlu jam terbang tinggi dari seorang pengemudi, untuk melakukan teknik ini. Sisanya, kebanyakan pengemudi menekan langsung pedal rem dengan harapan mobil akan berhenti.
Ada kesalahan persepsi pada fungsi rem menyebabkan rendahnya pemahaman soal manfaat ABS. Oleh karena itu, fungs rem ABS sama sekali tidak bisa dianggap remeh, terlebih saat kita berkendara di kondisi jalan licin.
Perlu diingat, fungsi utama rem adalah mengurangi putaran roda, bukan sebagai alat penghenti kendaraan. Alhasil, masih banyak ditemukan mobil tanpa fitur ABS akan tetap meluncur meskipun sudah menginjak rem. Ini bukan persoalan roda yang masih berputar, tapi adanya ganya gaya sentrifugal, yang berbanding lurus dengan kecepatan mobil (semakin cepat mobil, semakin besar gaya sentrifugal).
Bahaya yang ditimbulkan dari gaya sentrifugal akan melempar mobil lurus ke depan, dengan catatan kemudi juga dalam keadaan lurus. Tapi bila kemudi sedang dalam keadaan berbelok, hasilnya mobil bisa tak terkjendali dan terbalik. Disinilah ABS diciptakan untuk mengurangi gaya sentrifugal.
Ide dibalik teknologi ABS pada dasarnya sederhana. Biasanya saat rem diinjak secara penuh, keempat roda kendaraan akan langsung mengunci. Setelah itu, mobil meluncur lurus ke depan tak bisa dikendalikan dalam posisi membelok. Ketidakstabilan itulah yang sering terjadi pada sistem rem nonABS. Hal seperti itu, tentu menimbulkan risiko kecelakaan, apalagi bila di depannya ada rintangan.
Secara umum ABS terdiri dari; unit kontrol elektronik (ECU), sensor kecepatan roda (wheel speed sensor), dan setidaknya dua katup hidrolik dalam unit hidrolik rem.
ECU ini selalu memantau kecepatan setiap roda; jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih lambat dari yang lain, kondisi ini menunjukkan roda akan terkunci/slip pada permukaan jalan, katup hidrolik mengurangi tekanan minyak rem ke roda yang slip/terkunci itu, dengan kata lain tekanan minyak rem dikurangi pada roda itu sehingg roda berputar kembali.
Demikian juga sebaliknya, jika ECU mendeteksi sebuah roda berputar secara signifikan lebih cepat dari yang lain, maka tekanan minyak rem ditingkatkan untuk roda tersebut, sehingga putaran roda lebih melambat lagi.
Proses itu terus berlangsung secara berulang-ulang akbuatnya pengemudi dapat merasakan getaran pada pedal rem. ABS dapat menurunkan dan menaikkan tekanan pada roda berlangsung dengan sangat cepat sampai 15 kali per detik.
Rem ini dirancang anti mengunci dengan tujuan untuk mencegah selip. Selain itu, membantu pengemudi memantapkan kendali pada setir dalam situasi pengereman mendadak. Dengan kata lain, ABS mencegah roda kendaraan untuk mengunci, dan memperbaiki pengendalian pengemudi di saat pengereman mendadak.
Proses kerja ABS, yaitu saat pengemudi menginjak rem, keempat roda langsung mengunci. Namun, saat pengemudi tiba-tiba membelokkan setir ke kiri atau ke kanan, komputer secara otomatis melepas roda yang terkunci. Dengan sistem itu, maka mobil bisa dikendalikan dan dihentikan, sekaligus menghindari rintangan di depannya.
Cara kerja ABS adalah mengurangi tekanan tiba-tiba minyak/oli rem pada kaliper kanvas yang menjepit piringan rem atau teromol. Tekanan minyak rem disalurkan secara bertahap. Sehingga secara perlahan-lahan kendaraan dapat dihentikan saat pengereman mendadak. ABS adalah penambahan rem normal Anda. Ini tidak mengurangi atau menambah kemampuan normal Anda pengereman. ABS hanya aktif saat roda hendak lock up. ABS tidak selalu memperpendek jarak Anda berhenti, tetapi itu membantu Anda menjaga kendaraan di bawah kontrol selama pengereman keras.
III. ABS dan Perengkat Tambahan EBD (Electronic Braking Distribution).
Dalam perkembangannya sistem ABS ternyata dianggap belum cukup, sehingga para pakar otomotif pun mengembangkan teknologi pendukungnya. Piranti itu diberi nama EBD yang dirancang dengan tujuan memperpendek jarak pengereman yaitu saat rem diinjak sampai mobil benar-benar berhenti. EBD bekerja dengan memakai sensor yang memonitor beban pada tiap roda. Proses kerjanya, jika rem diinjak, maka komputer akan membagi tekanan ke setiap roda sesuai dengan beban yang dipikulnya. Dampaknya jarak pengereman menjadi semakin pendek.
Kedua piranti ABS dan EBD saling bekerja sama untuk meningkatkan keselamatan. Sensor yang berada pada setiap roda memonitor kapan roda terkunci saat pengereman. Setiap sensor memberikan sinyal ke piranti EBD untuk mengatur kapan harus melepaskan tekanan hidrolis atau memberi tekanan kembali dalam waktu singkat. Ketika rem diinjak dan roda berputar lambat, unit EBD menentukan roda mana yang akan mengunci. Unit EBD kemudian memberi sinyal untuk mengurangi tekanan pengereman agar roda kembali berputar, hingga mencegah roda mengunci.
Perangkat ABS juga dapat digunakan untuk mengimplementasikan Sistem Kontrol Traksi (TCS/Traction Control System) atau Anti-Slip Regulation (ASR) yang berfungsi menstabilkan mobil saat akselerasi pertama kali.
Jika saat akselerasi ban kehilangan traksi dengan permukaan jalan, maka ECU-ABS dapat mendeteksi keadaan itu dan mengambil tindakan yang diperlukan dengan menaikkan tekanan minyak rem pada roda tersebut sampai roda bertraksi lagi dengan permukaan jalan.
IV. KOMPONEN ABS
Ada empat komponen utama ABS:
1. Sensor Kecepatan Roda (Wheel Speed Sensor)
2. Unit Hidrolik dan Katup Hidrolik,
3. Pompa pada Unit Hidrolik
4. ECU-ABS
1. SENSOR KECEPATAN RODA
ABS membutuhkan informasi tentang kecepatan roda, guna mengatur tekanan minyak rem pada roda sehingga roda tidak mengunci/slip pada permukaan jalan. Sensor Kecepatan Roda ini terletak pada roda atau pada beberapa model ditempatkan di differensial/gardan.
2. UNIT HIDROLIK dan KATUP HIDROLIK,
Terdapat katu-katup yang mengatur tekanan minyak rem pada setiap saluran/pipa rem. Cara kerja katup ini ada 3 keadaan/posisi yaitu;
Posisi pertama; Katup terbuka, tekanan minak rem dari silinder master diteruskan ke roda/tekanan minyak rem langsung ke roda (seperti rem tanpa ABS).
Posisi dua; Katup menutup aliran minyak rem menuju ke roda, tekanan rem tetap (tidak bertambah), meskipun pemgemudi menambah tekanan pedal rem
Dalam posisi tiga: Katup mengurangi/melepaskan tekanan minyak rem, hal ini berarti tekanan minyak rem pada roda yang slip dikurangi, sampai roda berputar lagi
3. POMPA
Karena katup-katup hidolik bisa mengurangi atau melepaskan tekanan minyak rem pada roda, maka diperlukan sebuah pompa untuk membangun tekanan minyak rem kembali.
4. ECU-ABS
ECU-ABS berfungsi menerima informasi dari sensor kecepatan roda secara individual, pada waktu roda kehilangan traksi dengan permukaan jalan maka sensor kecepatan roda mengirimkan sinyal ke ECU-ABS, kemudian ECU-ABS akan membatasi/mengurangi tekanan pengereman pada roda yang mengalami slip tersebut..
Pungsi dari ECU-ABS
1. ECU-ABS memantau sensor kecepatan setiap saat, mendeteksi penurunan kecepatan roda yang extrim, tepat sebelum roda terkunci/slip, maka ECU-ABS melakukan pengaturan tekanan minyak rem, misalnya tekanan minyak rem dipertahankan saja tanpa ditambah lagi, meskipun pengemudi menekann pedal rem lebih dalam.
2. Bila dengan dipertahankanya tekanan minyak rem itu roda masih slip/terkunci maka ECU-ABS segera mengurangi tekanan minyak rem, sampai roda tersebut berputar kembali. Proses ini berlangsung dengan sangat cepat dan berulang-ulang sampai kendaraan berhenti, atau pengemudi tidak melakukan pengereman lagi.
3. Waktu ABS bekerja pengemudi merasakan berdenyut-denyut pada pedal rem, ini disebabkan karena kerja katup hidrolik yang membuka-menutup saluran minyak rem. Dengan adanya denyutan/getaran pedal rem tersebut juga sebagai tanda bagi pengemudi bahwa ABS sedang bekerja.
V. JENIS/TIPE ABS
ABS mempunya tipe sebagai berikut;
a. ABS Empat Channel - Empat Sensor Kecepatan Roda
Ini adalah ABS yang terbaik. Terdapat sebuah sensor kecepatan untuk satu roda.
Pada tipe ini ECU dapat memonitor kecepatan masing-masing roda, dengan demikian ECU-ABS juga dapat mengatur tekanan pengereman pada masing-masing roda secara individual.
b. ABS Tiga Channel
Tipe ini biasanya diaplikasikan pada truk ringan atau SUV, memiliki 2 sensor kecepatan roda dan 2 katup hirolik untuk roda-roda depan, hanya memiliki satu katup hidrolik dan satu sensor roda untuk kedua roda belakang. Sensor kecepatan roda belakang biasanya terletak di poros belakang atau gardan.
Tentu saja ABS 3 channel ini hanya memberikan kontrol secara individual pada roda-roda depan, sehingga roda depan dapat mencapai kinerja maksimal pengereman. Roda-roda belakang dipantau kerjaanya secara bersama-sama, dengan hanya menggunakan satu katup hidrolik untuk roda-roda belakang, maka bisa saja salah satu roda belakang akan mengunci/slip sehingga mengurangi efektivitas rem.
c. ABS Satu Channel
Sistem ini sering ditemukan pada truk disebut dengan ABS Roda Belakang (Rear Wheel Antilock Braking System/RWAL). Hanya memiliki satu katup hidrolik yang mengontrol tekanan minak rem ke roda belakang. Sensor kecepatan roda biasanya terletak di poros belakang. RWAL hanya dapat mengontrol tekanan minyak rem secara bersamaan pada roda-roda belakang saja, dengan sistem ini kemungkinan salah satu roda belakang akan bisa mengunci/slip sehingga mengurangi efektivitas rem.
Pengereman roda depan sama sekali tidak diatur oleh RWAL, jika terjadi slip pada kedua roda depan, maka diharapkan kendaraan masih bisa berhenti dengan posisi lurus,
VI. STUDI MANFAAT ABS
Sebuah studi pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Monash University Accident Research Centre-Australia menyimpukan bahwa ABS;
• Mengurangi resiko kecelakaan kendaraan di jalan raya sebesar 18 persen,
• Mengurangi resiko kecelakaan pada off-road sebesar 35 persen.
Pada permukaan jalan dengan traksi yang bagus seperti aspal, atau jalan berbeton, mobil dengan ABS-mampu mencapai jarak pengereman yang lebih baik (yaitu lebih pendek) daripada mobil tanpa ABS.
ABS mengurangi kemungkinan menabrak dan atau mengurangi resiko yang lebih parah lagi, maka disarankan pada pengemudi yang “kurang ahli” untuk menggunakan kendaraan dengan ABS supaya mengurangi dampak pengereman yang kuat dan mendadak.
Beberapa produsen kendaraan yang menyediakan mobil untuk "off-road" melengkapi tombol “on/off” untuk ABS. Manfaat utama ABS untuk kendaraan “off-road” adalah untuk mempertahankan traksi roda dengan permukaan jalan yang berpasir atau berlumpur, tetapi adakalanya para “offroader” juga tidak memerlukan ABS, lalu mereka dapat mematikan dan menghidupkan ABS sesuai dengan keperluan..
Sebuah studi lain yang dilakukan oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) tahun 1999 juga menyimpulkan bahwa jarak efektif pengereman dengan ABS pada jalan berkerikil lebih pendek 22 persen dari kendaraan tanpa ABS.
Namun pada studi yang dilakukan di Munich-Jerman; Setengah armada taksi dilengkapi dengan ABS, sementara separuh lainnya memiliki sistem rem konvensional. Indeks kecelakaan mobil pada kedua jenis taksi tersebut adalah sama, dan akhirnya para peneliti menyimpulkan bahwa pengemudi taksi dengan ABS cenderung lebih berani mengambil resiko, sedangkan pengemudi taksi tanpa ABS lebih hati-hati dalam mengendarai mobilnya, karena mereka tahu bahwa rem tanpa ABS tidak dapat membantu mereka jika terjadi pengereman secara kuat dan mendadak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Junisram syam. Forum diskusi pecinta otomotif di Facebook. ABS (anti lock break system).
2. http.googel.com
pembelajaran efektif
BAB I
a. Latar Belakang
Salah satu permasalahan dewasa ini dari dunia pendidikan adalah tidak efektifnya metode belajar-mengajar. Sehingga seorang guru harus terlebih dahulu mampu mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah dalam proses mengajar yang baik serta efektif. Selain itu prinsif-prinsif dalam mengajar juga harus dimiliki, seperti Menguasai Isi Materi Pengajaran, Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran danMenguasai Kejiwaan Murid.
Jika keseluruh aspek tersebut di kuasai oleh seorang guru, besar kemungkinan siswa yang akan di berikan materi pelajaran akan paham akan materi yang disampaikan guru.
b. Tujuan makalah
1. Siswa mampu belajar dengan sungguh-sungguh.
2. Siswa mengerti akan makna belajar yang baik.
3. Dengan memahami aspek-aspek pengajaran, guru di harapkan mampu memberi materi kepada siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar dan Pembelajaran yang Efektif
Salah satu permasalahan kontemporer dari dunia pendidikan saat ini adalah tidak efektifnya metode belajar-mengajar.Sehingga titik temu yang dihasilkan dari keinginan dan kemampuan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar tidak optimal.Kadang guru lebih nyaman dengan metode pemberian tugas, tapi siswanya justru lebih bisa menangkap jika ada penjelasan dari guru.
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia.Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat.Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.
A. BELAJAR
v Belajar adalah usaha aktif dari seseorang yang dilakukan secara sadar untuk mengubah perilakunya sendiri.
v Belajar adalah suatu perubahan perbuatan sebagai akibat dari mengalami.
v Belajar adalah proses perbaikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mengalami sendiri.
v Belajar adalah mengubah perbuatan, yaitu pengetahuan dan keterampilan, yang hasilnya dapat benar atau salah.
v Belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan kemampuan agar dapat menggantikan perilaku yang buruk menjadi baik.
Hampir semua perilaku manusia adalah hasil dari proses belajarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar adalah proses pematangan atau pendewasaan seseorang. Belajar juga didorong oleh kebutuhan atau keinginan yang dimiliki dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan tentang hakekat/pengertian belajar antara lain:
a. Menurut Morgan (Whandi: 2009) belajar didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman Definisi ini. Mencakup tiga unsur, yaitu: (1). Belajar adalah perubahan tingkah laku, (2). Perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena kedewasaan bukan belajar, dan (3). Perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
b. Menurut Snelbecker (Whandi: 2009) menyimpulkan devinisi belajar sebagai berikut: (1) Belajar harus mencakup tinglah laku. (2) Tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks. (3) Proses perubahan tingkah laku tersebut harus dapat dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
c. Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman Dari pengertian tersebut terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian sebagai berikut:
1) Proses; Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2) Perubahan Perilaku; Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap.
3) Pengalaman; Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa pustakawan, dan Kepala Sekolah.
Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung.Belajar melalui pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman sendiri.Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
d. Menurut HM. Surya (2002), belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh Individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu iti sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurutnya ada keterkaitan antara pengertian belajar dengan pengertian lain, misalnya:
1) Belajar dan Pertumbuhan, Perkembangan dan Kematangan.
Dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan,akan terjadi perubahan tingkah laku. Akan tetapi perubahan yang terjadi dalam ketiga pengertian itu tidak tergolong sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan akan terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam secara naluriah. Proses belajar efektif apabila ada persesuaian dengan proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan. Sebaliknya proses pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung dengan baik apabila disertai dengan belajar.
2) Belajar dan Menghafal
Antara belajar dan menghafal ada keterkaitan.Belajar mempunyai pengertian lebih luas daripada menghafal.Dalam menghafal perubahan tingkah lakunya hanya terbatas dalam penyimpanan dan pengeluaran informasi dalam kesadaran (otak).Sedangkan dalam belajar perubahan tingkah lakunya mencakup keseluruhan. Menghafal hanya salah satu aspek saja dari tingkah laku kognitif, dan belum mencakup tingkah laku lainnya.
3) Belajar dan Latihan
Belajar dan latihan mempunyai keterkaitan meskipun tidak identik Dalam belajar dan dalam latihan akan terjadi perubahan tingkah laku. Aspek tingkah laku yang berubah karena latihan adalah perubahan dalam bentuk skil atau ketrampilan.
4) Belajar dan Studi
Dalam aktifitas studi, perubahan tingkah laku yang terjadi adalah aspek pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding) Aktifitas studi merupakan bagian dari aktifitas belajar secara keseluruhan.
5) Belajar dan Berpikir
Ada keterkaitan antara belajar dan berpikir. Berpikr merupakan proses kognitif dalam tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam berpikir individu akan menggunakan berbagai informasi yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk dapat berpikir secara efektif seseorang harus menguasai sejumlah informasi (fakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori, dan sebagainya), Informasi yang dimiliki seseorang diperoleh melalui belajar.
I. JENIS-JENIS BELAJAR
a. Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar.Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia.
Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.
II. Ciri-Ciri Belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
b. Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
Learning to be.Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
III. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran.Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Atwi Suparman.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian formatif. Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain. Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian.Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa.Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik. Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung.Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.
Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat.Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat.Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan.Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa.Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.
Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.
B. Mengajar Yang Efektif
Mengajar adalah membimbing siswa, agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif jika siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan terbaiknya. Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya.Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien.
Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar, siswa harus mengalami aktivitas mental, dan juga aktivitas jasmani.
2) Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Dengan variasi metode, mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan suasana kelas menjadi hidup.
3) Motivasi. Hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan anak selanjutnya melalui Proses Belajar Mengajar. Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
4) Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian anak, disamping kebutuhan anak sebagai anggota masyarakat.
5) Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing anak mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intellegensi, bakat, tingkah laku, sikap, dll.
6) Guru akan mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan dahulu sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar, guru akan merasa mantap dan lebih percaya diri berdiri didepan kelas untuk melakukan interaksi dengan siswa-siswinya.
7) Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak. Sugesti yang kuat, akan merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar.
8) Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi murid-muridnya, berkenaan dengan permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
9) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah. Lingkungan yang saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak, bertenggang-rasa, dll.
10) Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan persoalan yang dapat merangsang anak untuk berpikir dan memunculkan reaksinya.
11) Semua pelajaran yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem pengajaran lama, yang memberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
12) Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat.
13) Dalam interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada anak untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri.
14) Pengajaran remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif jika siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan terbaiknya. Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya.Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien.
Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran.
Kaidah yang berlaku dalam penerapan standar, pembelajaran dinyatakan efektif jika menggunakan metode yang bervariasi.Nah, yang satu ini memang beresiko.Perlu ada sistem penjaminan bahwa kebervariasian menggunakan metode itu benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan.Jika tidak maka kebervariasian itu tidak menjamin berkembangnya motivasi dan minat siswa belajar.
Jika kebervariasian metode mengajar menjadi ciri efektifnya guru mengajar, maka guru yang profesional harus ditandai dengan menguasai sejumlah metode dan mampu mengaplikasikannya.Pekerjaan itu baru sempurna dinyatakan efektif jika benar-benar memfasilitasi siswa belajar untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.
Sepuluh Jenis Prinsip Dasar Dalam Cara Mengajar yang Efetif.
a. Menguasai Isi Pengajaran
Hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.” Jika guru sendiri mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
b. Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran
Pengajaran yang jelas sasarannya membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran:
a. Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas.
b. Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep murid.
c. Sasaran harus meliputi hasil belajar.
Contoh: Contoh-contoh di atas telah menjelaskan empat macam hasil belajar yang berbeda: pengetahuan, pengertian, sikap, dan ketrampilan.
c. Utamakan Susunan yang Sistematis
Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit diingat. Oleh sebab itu inti pengajaran harus disusun dengan teratur dan sistematis.
d. Banyak Gunakan Contoh Kehidupan
Pada saat mengajar, seringlah menggunakan contoh atau perumpamaan kehidupan sehari-hari atau yang pernah dialami misalnya dalam perdagangan, rental, nilai uts / uas, dan lain sebagainyaContoh kehidupan adalah jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata
e. Cakap Menggunakan Bentuk Cerita
Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang memperdalam kesan murid.Bentuk yang paling lazim adalah menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran.
f. Menggunakan Panca Indera Murid
Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan panca indera murid. Bahan pengajaran audio visual bukan saja cocok untuk Sekolah Minggu anak-anak, juga untuk Sekolah Minggu pelbagai usia. Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar.Itu berarti bahwa para ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian. Para ahli pernah mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh murid: bagi murid yang hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi murid yang menggunakan indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat mengingat 78%.
g. Melibatkan Murid dalam Pelajaran
Melibatkan murid dalam pelajaran dapat menambah ingatan mereka, juga motivasi dan kegemaran mereka.Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran antara guru dan murid, selain mengurangi tingkah laku yang mengacau. Misalnya: biarkan murid menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan argumentasi atau pendapatnya; biarlah murid menggali dan menemukan hubungan antar konsep yang berbeda, biarlah murid bergerak sebentar. Jika murid sibuk melibatkan diri dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk mengacau atau membuat ulah.
h. Menguasai Kejiwaan Murid
Guru yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid, tentu harus memahami perkembangan jiwa murid pada setiap usia. Ia juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Pengertian antara guru dan murid adalah syarat utama untuk komunikasi timbal balik.Komunikasi yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif.
i. Gunakanlah Cara Mengajar yang Hidup
Sekalipun memiliki cara mengajar yang paling baik, namun jika terus digunakan dengan tidak pernah diubah, maka cara itu akan hilang kegunaannya dan membuat murid merasa jemu. Cara yang terbaik adalah menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel, untuk menambah kesegaran.
j. Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan
Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan.Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya sendiri banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri menjadikan diri sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara teori dan praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk mengajar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Prinsip-prinsip belajar menurut Gagne :
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
7. memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)
Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
2) Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.
3) Motivasi.
4) Kurikulum yang baik dan seimbang.
5) Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
6) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah.
7) Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat.
a. Latar Belakang
Salah satu permasalahan dewasa ini dari dunia pendidikan adalah tidak efektifnya metode belajar-mengajar. Sehingga seorang guru harus terlebih dahulu mampu mengetahui dan mengidentifikasi masalah-masalah dalam proses mengajar yang baik serta efektif. Selain itu prinsif-prinsif dalam mengajar juga harus dimiliki, seperti Menguasai Isi Materi Pengajaran, Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran danMenguasai Kejiwaan Murid.
Jika keseluruh aspek tersebut di kuasai oleh seorang guru, besar kemungkinan siswa yang akan di berikan materi pelajaran akan paham akan materi yang disampaikan guru.
b. Tujuan makalah
1. Siswa mampu belajar dengan sungguh-sungguh.
2. Siswa mengerti akan makna belajar yang baik.
3. Dengan memahami aspek-aspek pengajaran, guru di harapkan mampu memberi materi kepada siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Belajar dan Pembelajaran yang Efektif
Salah satu permasalahan kontemporer dari dunia pendidikan saat ini adalah tidak efektifnya metode belajar-mengajar.Sehingga titik temu yang dihasilkan dari keinginan dan kemampuan guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar tidak optimal.Kadang guru lebih nyaman dengan metode pemberian tugas, tapi siswanya justru lebih bisa menangkap jika ada penjelasan dari guru.
Sebagaimana dikatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah suatu proses perubahan manusia. Dalam ilmu psikologi, proses belajar berarti cara-cara atau langkah-langkah (manners or operation) khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapai tujuan tertentu. (Rober ,1988, dalam Muhibin,1995). Dalam pengertian tersebut tahapan perubahan dapat diartikan sepadan dengan proses. Jadi proses belajar adalah tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.Dalam uraian tersebut digambarkan bahwa belajar adalah aktifitas yang berproses menuju pada satu perubahan dan terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu.
Kemajuan hasil belajar bidang pengetahuan dan teknologi tinggi digunakan untuk membuat senjata pemusnah sesama manusia.Jadi belajar disamping membawa manfaat namun dapat juga menjadi mudarat.Meskipun ada dampak negatif dari hasil belajar namun kegiatan belajar memiliki arti penting yaitu dengan belajar seseorang dapat mempertahankan dirinya untuk tetap bertahan hidup dari segala macam gangguan baik yang datang dari dalam dirinya maupun juga yang datang dari luar dirinya.
A. BELAJAR
v Belajar adalah usaha aktif dari seseorang yang dilakukan secara sadar untuk mengubah perilakunya sendiri.
v Belajar adalah suatu perubahan perbuatan sebagai akibat dari mengalami.
v Belajar adalah proses perbaikan pengetahuan dan keterampilan dengan cara mengalami sendiri.
v Belajar adalah mengubah perbuatan, yaitu pengetahuan dan keterampilan, yang hasilnya dapat benar atau salah.
v Belajar adalah suatu proses untuk mendapatkan kemampuan agar dapat menggantikan perilaku yang buruk menjadi baik.
Hampir semua perilaku manusia adalah hasil dari proses belajarnya, sehingga dapat dikatakan bahwa proses belajar adalah proses pematangan atau pendewasaan seseorang. Belajar juga didorong oleh kebutuhan atau keinginan yang dimiliki dan dirasakan oleh orang yang bersangkutan.
Ada beberapa pendapat yang dikemukakan tentang hakekat/pengertian belajar antara lain:
a. Menurut Morgan (Whandi: 2009) belajar didefinisikan sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil pengalaman Definisi ini. Mencakup tiga unsur, yaitu: (1). Belajar adalah perubahan tingkah laku, (2). Perubahan tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman. Perubahan yang terjadi pada tingkah laku karena kedewasaan bukan belajar, dan (3). Perubahan tersebut harus relatif permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.
b. Menurut Snelbecker (Whandi: 2009) menyimpulkan devinisi belajar sebagai berikut: (1) Belajar harus mencakup tinglah laku. (2) Tingkah laku tersebut harus berubah dari tingkat yang paling sederhana sampai yang kompleks. (3) Proses perubahan tingkah laku tersebut harus dapat dikontrol sendiri atau dikontrol oleh faktor-faktor eksternal.
c. Menurut Gagne (Whandi: 2009) Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma berubah tingkah lakunya sebagai akibat pengalaman Dari pengertian tersebut terdapat tiga atribut pokok atau ciri utama belajar, yaitu: proses, perilaku, dan pengalaman, dengan pengertian sebagai berikut:
1) Proses; Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar apabila pikiran dan perasaannya aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan yang dapat diamati guru adalah manifestasinya, yaitu kegiatan siswa sebagai akibat dari adanya aktifitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.
2) Perubahan Perilaku; Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku seseorang yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang berupa pengetahuan, ketrampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap.
3) Pengalaman; Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi antara individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan fisik, misalnya :buku, alat peraga, alam sekitar. Lingkungan sosial, misalnya: guru, siswa pustakawan, dan Kepala Sekolah.
Belajar bisa melalui pengalaman langsung maupun melalui pengalaman tidak langsung.Belajar melalui pengalaman langsung, misalnya siswa belajar dengan melakukan sendiri dan pengalaman sendiri.Belajar melalui pengalaman tidak langsung, misalnya mengatahui dari membaca buku, mendengarkan penjelasan guru. Belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut, bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
d. Menurut HM. Surya (2002), belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh Individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu iti sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurutnya ada keterkaitan antara pengertian belajar dengan pengertian lain, misalnya:
1) Belajar dan Pertumbuhan, Perkembangan dan Kematangan.
Dalam proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan,akan terjadi perubahan tingkah laku. Akan tetapi perubahan yang terjadi dalam ketiga pengertian itu tidak tergolong sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi dalam pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan akan terjadi dengan sendirinya karena dorongan dari dalam secara naluriah. Proses belajar efektif apabila ada persesuaian dengan proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan. Sebaliknya proses pertumbuhan dan perkembangan akan berlangsung dengan baik apabila disertai dengan belajar.
2) Belajar dan Menghafal
Antara belajar dan menghafal ada keterkaitan.Belajar mempunyai pengertian lebih luas daripada menghafal.Dalam menghafal perubahan tingkah lakunya hanya terbatas dalam penyimpanan dan pengeluaran informasi dalam kesadaran (otak).Sedangkan dalam belajar perubahan tingkah lakunya mencakup keseluruhan. Menghafal hanya salah satu aspek saja dari tingkah laku kognitif, dan belum mencakup tingkah laku lainnya.
3) Belajar dan Latihan
Belajar dan latihan mempunyai keterkaitan meskipun tidak identik Dalam belajar dan dalam latihan akan terjadi perubahan tingkah laku. Aspek tingkah laku yang berubah karena latihan adalah perubahan dalam bentuk skil atau ketrampilan.
4) Belajar dan Studi
Dalam aktifitas studi, perubahan tingkah laku yang terjadi adalah aspek pengetahuan (knowledge) dan pemahaman (understanding) Aktifitas studi merupakan bagian dari aktifitas belajar secara keseluruhan.
5) Belajar dan Berpikir
Ada keterkaitan antara belajar dan berpikir. Berpikr merupakan proses kognitif dalam tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam berpikir individu akan menggunakan berbagai informasi yang dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Untuk dapat berpikir secara efektif seseorang harus menguasai sejumlah informasi (fakta, konsep, generalisasi, prinsip, teori, dan sebagainya), Informasi yang dimiliki seseorang diperoleh melalui belajar.
I. JENIS-JENIS BELAJAR
a. Menurut Robert M. Gagne
Manusia memilki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar.Karena itu banyak tipre-tipe belajar yang dilakukan manusia.
Gagne mencatat ada delapan tipe belajar :
1. Belajar isyarat (signal learning). Menurut Gagne, ternyata tidak semua reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan diangkat kemudian diturunkan.
2. Belajar stimulus respon. Belajar tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh muridnya. Guru member pertanyaan kemudian murid menjawab.
3. Belajar merantaikan (chaining). Tipe ini merupakan belajar dengan membuat gerakan-gerakan motorik sehingga akhirnya membentuk rangkaian gerak dalam urutan tertentu. Contohnya yaitu pengajaran tari atau senam yang dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4. Belajar asosiasi verbal (verbal Association). Tipe ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang tepat. Contohnya yaitu Membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bntuan alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5. Belajar membedakan (discrimination). Tipe belajar ini memberikan reaksi yang berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6. Belajar konsep (concept learning). Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau menempatkan obyek-obyek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep. (konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7. Belajar dalil (rule learning). Tipe ini meruoakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8. Belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.
II. Ciri-Ciri Belajar
Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Berikut beberapa faktor pendorong mengapa manusia memiliki keinginan untuk belajar:
1. Adanya dorongan rasa ingin tahu
2. Adanya keinginan untuk menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai tuntutan zaman dan lingkungan sekitarnya.
3. Mengutip dari istilah Abraham Maslow bahwa segala aktivitas manusia didasari atas kebutuhan yang harus dipenuhi dari kebutuhan biologis sampai aktualisasi diri.
4. Untuk melakukan penyempurnaan dari apa yang telah diketahuinya.
5. Agar mampu bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungannya.
6. Untuk meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan potensi diri.
7. Untuk mencapai cita-cita yang diinginkan.
8. Untuk mengisi waktu luang.
b. Menurut UNESCO
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar ( A. Suhaenah Suparno, 2000 ) :
1. Learning to know. Pada Learning to know ini terkandung makna bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek : apa yang dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2. Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan ketrampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3. Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang/pihak yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain, sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orang lain secara harmonis.
Learning to be.Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi insani secara maksimal.Setiap individu didorong untuk berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan learning to be seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan kelemahanya dengan kompetensi-kompetensinya akan membangun pribadi secara utuh.
III. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Dalam melaksanakan pembelajaran, agar dicapai hasil yang lebih optimal perlu diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran.Prinsip pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang ditarik dari teori psikologi terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam pembelajaran. Prinsip pembelajaran bila diterapkan dalam proses pengembangan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran akan diperoleh hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu untuk mencapai kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang dikemukakan oleh Gagne dan Atwi Suparman.
Pembelajaran yang efektif dan bermakna dapat dilakukan dengan prosedur pemanasan dan apersepsi, eksplorasi, konsolidaesi pembelajaran, pembentukan kompetensi; sikap dan perilaku, penilaian formatif. Pada dasarnya prinsip-prinsip belajar adalah perhatian, motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, materi belajar yang merangsang dan menantang, penguatan kepada siswa dan aspek psikologi lain. Perhatian, dalam pembelajaran guru hendaknya tidak mengabaikan masalah perhatian.Sebelum pembelajaran dimulai guru hendaknya menarik perhatian siswa agar siswa berkonsentrasi dan tertarik pada materi pelajaran yang sedang diajarkan.
Motivasi, Jika perhatian siswa sudah terpusat maka langkah guru selanjutnya memotivasi siswa.Walaupun siswa udah termotivasi dengan kegiatan awal saat guru mengkondisikan agar perhatian siswa terpusat pada materi pelajaran yang sedang berlangsung. Namun guru wajib membangun motivasi sepanjang proses belajar dan pembelajaran berlangsung agar siswa dapa mengikuti pelajaran dengan baik. Keaktifan siswa, Pembelajaran yang bermakna apabila siswa aktif dalam proses belajar dan pembelajaran. Siswa tidak sekedar menerima dan menelan konsep-konsep yang disampaikan guru, tetapi siswa beraktivitas langsung.Dalam hal ini guru perlu menciptakan situasi yang menimbulkan aktivitas siswa.
Keterlibatan langsung, pelibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran adalah penting. Siswalah yang melakukan kegiatan belajar bukan guru. Supaya siswa banyak terlibat dalam proses pembelajaran, guru hendaknya memilih dan mempersiapkan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Pengulangan belajar, Penguasaan meteri oleh siswa tidak bisa berlangsung secara singkat.Siswa perlu melakukan pengulangan-pengulangan supaya meteri yang dipelajari tetap ingat.Oleh karena itu guru harus melakukan sesuatu yang membuat siswa melakukan pengulangan belajar.
Materi pelajaran yang merangsang dan menantang, kadang siswa merasa bosan dan tidak tertarik dengan materi yang sedang diajarkan.Untuk menghindari gejala yang seperti ini guru harus memilih dan mengorganisir materi sedemikikan rupa sehingga merangsang dan menantang siswa untuk mempelajarinya.Balikan atau penguatan kepada siswa, penguatan atau reinforcement mempunyai efek yang besar jika sering diberikan kepada siswa.Setiap keberhasilan siswa sekecil apapun, hendaknya ditanggapi dengan memberikan penghargaan.
Aspek-aspek psikologi lain, setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda. Perbedaan individu baik secara fisik maupun secara psikis akan mempengaruhi cara belajar siswa tersebut, sehingga guru perlu memperhatikan cara pembelajaran yang diberikan kepada siswa tersebut misalnya, mengatur tempat duduk, mengatur jadwal pelajaran , dll.
B. Mengajar Yang Efektif
Mengajar adalah membimbing siswa, agar mengalami proses belajar. Dalam belajar, siswa menghendaki hasil belajar yang efektif bagi dirinya.Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif jika siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan terbaiknya. Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya.Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien.
Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru harus membantu dengan cara mengajar yang efektif. Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Didalam belajar, siswa harus mengalami aktivitas mental, dan juga aktivitas jasmani.
2) Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Dengan variasi metode, mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, dan suasana kelas menjadi hidup.
3) Motivasi. Hal ini sangat berperan pada kemajuan, perkembangan anak selanjutnya melalui Proses Belajar Mengajar. Bila motivasi guru tepat mengenai sasaran akan meningkatkan kegiatan anak dalam belajar.
4) Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian anak, disamping kebutuhan anak sebagai anggota masyarakat.
5) Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya merencanakan pengajaran klasikal, karena masing-masing anak mempunyai perbedaan dalam beberapa segi, misalnya intellegensi, bakat, tingkah laku, sikap, dll.
6) Guru akan mengajar dengan efektif, bila selalu membuat perencanaan dahulu sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar, guru akan merasa mantap dan lebih percaya diri berdiri didepan kelas untuk melakukan interaksi dengan siswa-siswinya.
7) Pengaruh guru yang sugestif perlu diberikan pula kepada anak. Sugesti yang kuat, akan merangsang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar.
8) Seorang guru harus memiliki keberanian menghadapi murid-muridnya, berkenaan dengan permasalahan yang timbul pada saat Proses Belajar Mengajar berlangsung.
9) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah. Lingkungan yang saling menghormati, dapat memahami kebutuhan anak, bertenggang-rasa, dll.
10) Pada penyajian bahan pelajaran pada anak, guru perlu memberikan persoalan yang dapat merangsang anak untuk berpikir dan memunculkan reaksinya.
11) Semua pelajaran yang diberikan anak perlu di integrasikan, sehingga anak memiliki pengetahuan yang terintegrasi, tidak terpisah-pisah pada sistem pengajaran lama, yang memberikan pelajaran terpisah satu sama lainnya.
12) Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat.
13) Dalam interaksi belajar-mengajar, guru harus banyak memberi kebebasan pada anak untuk dapat menyelidiki sendiri, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri.
14) Pengajaran remedial, yang diadakan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Mengajar yang efektif berarti mencapai tujuan, siswa belajar meraih target sesuai dengan kriteria target pada perencanaan. Mengajar yang efektif jika siswa dapat menyerap materi pelajaran dan mempraktekannya sehingga memperoleh keterampilan terbaiknya. Mengajar yang efektif berarti guru dapat menggunakan waktu yang sesingkat-singkatnya dengan hasil setinggi-tingginya.Jadi mengajar yang efektif berarti mengajar yang efisien.
Efektif itu artinya mencapai target yang ditetapkan dalam rencana. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran yang efektif adalah yang menetapkan kiteria target dan guru melakukan pengukuran pencapaian. Jadi, mengajar yang efektif itu jika pelaksanaannya terdapat instrumen untuk mengukur keberhasilan dan melaksanakan pengukuran.
Kaidah yang berlaku dalam penerapan standar, pembelajaran dinyatakan efektif jika menggunakan metode yang bervariasi.Nah, yang satu ini memang beresiko.Perlu ada sistem penjaminan bahwa kebervariasian menggunakan metode itu benar-benar mengarah pada pencapaian tujuan.Jika tidak maka kebervariasian itu tidak menjamin berkembangnya motivasi dan minat siswa belajar.
Jika kebervariasian metode mengajar menjadi ciri efektifnya guru mengajar, maka guru yang profesional harus ditandai dengan menguasai sejumlah metode dan mampu mengaplikasikannya.Pekerjaan itu baru sempurna dinyatakan efektif jika benar-benar memfasilitasi siswa belajar untuk menguasai kompetensi yang diharapkan.
Sepuluh Jenis Prinsip Dasar Dalam Cara Mengajar yang Efetif.
a. Menguasai Isi Pengajaran
Hukum yang pertama dalam teori “Tujuh Hukum Mengajar” dari John Milton Gregory berbunyi: “Guru harus mengetahui apa yang diajarkan.” Jika guru sendiri mengetahui dengan jelas inti pelajaran yang akan disampaikan, ia dapat meyakinkan murid dengan wibawanya, sehingga murid percaya apa yang dikatakan guru, bahkan merasa tertarik terhadap pelajaran.
b. Mengetahui dengan Jelas Sasaran Pengajaran
Pengajaran yang jelas sasarannya membuat murid melihat dengan jelas inti dari pokok pelajaran itu. Mereka dapat menangkap seluruh liputan pelajaran, bahkan mengalami kemajuan dalam proses belajar. Empat macam ciri khas yang harus diperhatikan pada saat memilih dan menuliskan sasaran pengajaran:
a. Inti dari sasaran harus disebutkan dengan jelas.
b. Ungkapan penting dari sasaran harus bertitik tolak dari konsep murid.
c. Sasaran harus meliputi hasil belajar.
Contoh: Contoh-contoh di atas telah menjelaskan empat macam hasil belajar yang berbeda: pengetahuan, pengertian, sikap, dan ketrampilan.
c. Utamakan Susunan yang Sistematis
Pengajaran yang tidak bersistem bagaikan sebuah lukisan yang semrawut, tidak memberikan kesan yang jelas bagi orang lain. Tidak adanya inti, tidak tersusun, tidak sistematis, akan sulit dipahami dan sulit diingat. Oleh sebab itu inti pengajaran harus disusun dengan teratur dan sistematis.
d. Banyak Gunakan Contoh Kehidupan
Pada saat mengajar, seringlah menggunakan contoh atau perumpamaan kehidupan sehari-hari atau yang pernah dialami misalnya dalam perdagangan, rental, nilai uts / uas, dan lain sebagainyaContoh kehidupan adalah jembatan antara kebenaran ilmu dan dunia nyata
e. Cakap Menggunakan Bentuk Cerita
Bentuk cerita tidak hanya diutarakan dengan kata-kata, namun juga boleh dicoba dengan menambahkan gerakan-gerakan, yang memperdalam kesan murid.Bentuk yang paling lazim adalah menggunakan perumpamaan untuk menjelaskan kebenaran.
f. Menggunakan Panca Indera Murid
Penggunaan bahan pengajaran yang berbentuk audio visual berarti menggunakan panca indera murid. Bahan pengajaran audio visual bukan saja cocok untuk Sekolah Minggu anak-anak, juga untuk Sekolah Minggu pelbagai usia. Ensiklopedia adalah buku yang sering dipakai oleh para ilmuwan, namun di dalamnya terdapat banyak penjelasan yang menggunakan gambar-gambar.Itu berarti bahwa para ilmuwan pun perlu bantuan gambar untuk mengadakan penelitian. Para ahli pernah mengadakan catatan statistik selama 15 bulan, sebagai hasilnya mereka mendapatkan persentase dari isi pelajaran yang masih dapat diingat oleh murid: bagi murid yang hanya tergantung pada indera pendengaran saja masih dapat mengingat 28%, sedangkan bagi murid yang menggunakan indera pendengaran ditambah dengan indra penglihatan dapat mengingat 78%.
g. Melibatkan Murid dalam Pelajaran
Melibatkan murid dalam pelajaran dapat menambah ingatan mereka, juga motivasi dan kegemaran mereka.Cara itu dapat menghilangkan kesalahpahaman yang mungkin terjadi ditengah pertukaran pikiran antara guru dan murid, selain mengurangi tingkah laku yang mengacau. Misalnya: biarkan murid menggunakan kata-katanya sendiri untuk menjelaskan argumentasi atau pendapatnya; biarlah murid menggali dan menemukan hubungan antar konsep yang berbeda, biarlah murid bergerak sebentar. Jika murid sibuk melibatkan diri dengan pelajaran, maka tidak ada peluang lagi untuk mengacau atau membuat ulah.
h. Menguasai Kejiwaan Murid
Guru yang ingin memberikan pelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid, tentu harus memahami perkembangan jiwa murid pada setiap usia. Ia juga harus mengetahui dengan jelas kebutuhan dan masalah pribadi mereka. Pengertian antara guru dan murid adalah syarat utama untuk komunikasi timbal balik.Komunikasi yang baik dapat membuat penyaluran pengetahuan menjadi lebih efektif.
i. Gunakanlah Cara Mengajar yang Hidup
Sekalipun memiliki cara mengajar yang paling baik, namun jika terus digunakan dengan tidak pernah diubah, maka cara itu akan hilang kegunaannya dan membuat murid merasa jemu. Cara yang terbaik adalah menggunakan cara mengajar yang bervariasi dan fleksibel, untuk menambah kesegaran.
j. Menjadikan Diri Sendiri Sebagai Teladan
Masalah umum para guru adalah dapat berbicara, namun tidak dapat melaksanakan.Pengajarannya ketat sekali, namun kehidupannya sendiri banyak cacat cela. Cara mengajar yang efektif adalah guru sendiri menjadikan diri sebagai teladan hidup untuk menyampaikan kebenaran, dan itu merupakan cara yang paling berpengaruh. Kewibawaan seseorang terletak pada keselarasan antara teori dan praktek. Jikalau guru dapat menerapkan kebenaran yang diajarkan pada kehidupan pribadinya, maka ia pun memiliki wibawa untuk mengajar.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Adapun Ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut :
1. Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
2. Perubahan itu tidak berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
3. Perubahan itu tidak terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
4. Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Prinsip-prinsip belajar menurut Gagne :
1. Menarik perhatian (gaining attention)
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives)
3. Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning)
4. Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus)
5. Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance)
6. memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance)
7. memberikan balikan (providing feedback)
8. Menilai hasil belajar (assessing performance)
9. Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer)
Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa yang efektif pula. Maka, untuk mengajar yang efektif diperlukan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik.
2) Guru harus menggunakan banyak metode pada waktu mengajar.
3) Motivasi.
4) Kurikulum yang baik dan seimbang.
5) Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual.
6) Guru harus mampu menciptakan suasana yang demokratis disekolah.
7) Pelajaran disekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan nyata di masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)