Minggu, 18 Desember 2011

Konseptualisasi Minat dan Beberapa Konsep Terkait

BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
Minat seringkali diartikan sema dengan perhatian ataupun kesenangan. Namun tidak berarti ketiga kata tersebut memiliki pengertian yang sama. Hanya saja ketiganya memiliki kaitan yang erat. Selain itu minat juga berkaitan dengan kebutuhan motivasi. Kelima konsep inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.
Dalam mengembangkan minat positif anak maka diperlukan sumber yang jelas mengenai proses perkembangan minat anak tersebut. Selain itu ciri-ciri minat anak sangat penting untuk diketahuiagar dapat menyusun program pengembangan minat anak yang efektif, serta mempunyai kebijakan untuk menentukan kearah mana minat tersebut akan berkembang. Hal tentu perlu menggunakan metode atau cara yang cocok atau sesuai.
Seringkali orang tua maupun guru menghadapi anak yang tidak mempunyai m inat dalam hak belajar atau sekolah, namun hal tersebut tidak dapat dipahami dan dipikirkan jalan keluarnya. Hal tersebut harus menjadi koreksi bagi orang tua dalam mengawasi anaknya sehingga jangan sampai mengandung efek bahaya. Bahaya-bahaya  tersebut harus dikenali dan dioprediksi serta diidentifikasi oleh orang tua dan guru sehingga dapat menghindarinya dari sianak.
B. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami pengertian minat
2. Memahami konsep minat dan keterkaitannya.
3. Memahami ciri-ciri dan minat umum anak
4. Memahami minat anak pada sekolah
5. Memahami bahaya-bahaya dalam perkembangan minat anak
6. Memahami cara mengembangkan minat pada anak
C. RUMUSAN MASALAH
1.    Apa itu minat?
2.    Bagaimanakah konsep minat dan keterkaitannya?
3.     Bagaimanakah ciri-ciri dan minat umum anak ?
4.    Bagaimanakah minat anak dalam sekolah?
5.    Apa-apa sajakah bahaya yang ada dalam perkembangan minat anak?
6. Bagaimanakah cara mengembangkan minat pada anak?
D. TUJUAN
1.    Mampu memahami pengertian minat.
2.    Mampu memehami konsep minat dan keterkaitannya.
3.    Mampu mengetahui ciri-ciri dan minat umum anak.
4.    Mampu memahami minat anak pada sekolah.
5.    Mampu memahami bahaya-bahaya yang ada dalam perkembangan minat anak.
6.    Mampu memahami cara mengembangkan minat pada anak.


 




BAB II
PEMBAHASAN

1.    Konseptualisasi Minat dan Beberapa Konsep Terkait
Dalam kamus besar bahasa indonesia dijelaskan bahwa minat merupakan perhatian, kesukaan, kecendrungan hati. Sedangkan Hurlock menyatakan bahwa minat adalah sesuatu yang mana anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya.
Dari dua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya minat adalah kecendrungan yang berlangsung lama pada suatu objek yang didasari atas perasaan tertarik, senang yang muncul dari dalam diri bukan karena faktor internal.
Minat anak sangat berkaitan dengan konsep kesenagan, perhatian, kebutuhan dan motivasi. Hal ini akan dikemukakan sebagai berikut:
A.    Minat dan Kesenangan
Minat berbeda dengan kesenagan. Kesenangan merupakan minat yang berlangsung sementara. Kedua hal ini berbeda bukan dalam hal kualitasnya melainkan dalam hal ketetapannya.
B.    Minat dan Perhatian
Perhatian dapat kita definisikan sebagai karekteristik yang selektif dalam kehidupan mental. Atau dapat dikatakan, bahwa perhatian adalah aktifitas mental yang berasal dari rangsangan lingkungan dan tertuju pada suatu objek tertentu. Minat dan perhatian sangatlah berbeda hanya saja keduanya mempunyai keterkaitan yaitu, perhatian yang tinggi/besar sangatlah mengarah keminat.
Macam-macam jenis perhatian adalah:
1)    Perhatian spontan dan disengaja
2)    Perhatian statis dan dinamis
3)    Perhatian konsentratif dan distributif
4)    Perhatian sempit dan luas
5)    Perhatian fiktif dan fluktuatif
 Berdasarkan jenis atu macam jenis perhatian diatas, dapat dikatakan bahwa jenis perhatian lebih mudah berubah menjadi minat jika dilakukan dengan sengaja. Kerena hal tersebut timbul akibat dorongan dan kemauan yang mempunyai tujuan tertentu.
C.    Minat dan Kebutuhan
Minat sangat berkaitan dengan kebutuhan karena minat berfungsi sebagai alat pemenuhan kebutuhan yang dirasakan seseorang. Yang sangat penting untuk kita ketahui bahwa jika dilihat dari kebutuhan dasar manusia, maka terdapat enam tingkatan kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan tersebut antara lain:
1)    Kebutuhan fisiologis
2)    Kebutuhan akan rasa aman
3)    Kebutuhan akan rasa memiliki dan dimiliki kasih sayang
4)    Kebutuhan akan penghargaan
5)    Kebutuhan aktualisasi diri
6)    Kebutuhan untuk tahu dan memahami
Selain itu ada beberapa kebutuhan lainnya yang diungkapkan oleh Moslow yang disebut dengan Being Values, yaitu:
a)    Sifat menyeluruh, kesatuan dan terintegrasi
b)    Kesempurnaan atau ketepatan
c)    Keserasian dan keadilan
d)    Penyelesaian atau finalitas
e)    Keadilan atau keteratutran
f)    Sifat hidup atau pengaturan hidup
g)    Sifat kaya
h)    Kesederhanaan
i)    Keindahan
j)    Kebaikan
k)    Keunikan
l)    Tanpa kesukaran
m)    Penuh permainan
n)    Kebenaran, kenyataan dan kejujuran dan merasa cukup.



Sesuai dengan kebutuhan dan kaitannya dengan minat maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan alat untuk memuaskan kebutuhan. Kebutuhan muncul dalam diri seseorang sesuai dengan arah kecendrungan minatnya.
D.    Minat dan Motivasi
Motivasi merupakan sesuatu hal yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan membawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Minat merupakan unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi. Minat mendorong(memetivasi) seseorang dalam bertindak dan berbuat sesuai arah minatnya.
Antara kebutuhan, minat dan motivasi terdapat hubungan yang erat. Minat muncul karena rasa kebutuhan dan kebutuhan menuntut adanya pemuasan. Pemuasan ini diperoleh dari perbuatan (aktualisasi) minat, minat inilah yang akhirnya memotivasi seseorang untuk berbuat sesuatu.
Motivasi sendiri terbagi atas: motivasi intrinsik yang berasal dari diri/bawaan dalam diri seseorang, motivasi ekstrinsik yang berasal dari rangsangan diluar diri dan motivasi bawaan misalnya seperti dorongan untuk makan, beristirahat maupun yang lainnya.

2. Perkembangan Minat, Ciri-Ciri Minat, dan Minat Umum pada Anak
a. Perkembangan Minat
Minat merupakan hasil dari pengalaman belajar, baik minat dalam aspek kognitif maupun dalam aspek afektif. Pengalaman di peroleh anak dari lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat, serta dari beragam media massa. Dari lingkungan-lingkungan tersebut anak belajar tentang lingkungan mana yang dapat memuaskan kebutuhannya dan lingkungan mana yang tidak dapat memuaskan. Yang memuaskan akan berkembang menjadi minat, sedangkan yang tidak memuaskan, akan menghambat perkembangan menjadi minat.
    Aspek afektif dari minat atau bobot perasaan danemosional dari minat adalah sikap. Aspek afektif dari minat seringkali lebih berperan penting daripada aspek kognitif minat. Ada dua alas an yang dikemukakan oleh Harlock (1978), yaitu pertama, aspek afektif lebih memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Kedua, aspek afektif dari minat cenderung lebih bertahan lama daripada aspek kognitif.
    Menurut Harlock (1978), minat dipelajari melalui tiga jenis pengalaman, yaitu melalui belajar coba ralat, belajar melalui identifikasi, dan melalui bimbingan dan pengarahan.
b. Ciri-Ciri Minat
    Pemahaman mengenai karakteristik minat anak akan memudahkan orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya untuk mengembangkan minat anak.
Minat mempunyai karakteristik :
1)    Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
2)    Minat memerlukan kesiapan
3)    Minat bergantung pada kesempatan belajar
Perkembangan minat sangat bergantung pada kesempatan belajar yang diterima oleh anak. Anak yang ruang lingkup kehidupannya terbatas pada keluarga, maka perkembangan minatnya dating dari keluarga. Lingkungan pengembangan minat meluas dari lingkungan keluarga ke teman sebaya dan masyarakat. Anak juga memperoleh kesempatan pengembangan minat melalui media buku, surat kabar, radio, televisi, dan internet.
4)    Perkembangan minat mengandung keterbatasan
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas membatasi minat anak. Sebagai contoh : Anak yang cacat fisik tidak mungkin memililiki minat yang sama berkembang pada olahraga seperti teman sebaya yang perkembangan fisiknya normal.
5)    Minat dipengaruhi oleh budaya
Budaya berpengaruh terhadap minat dalam hal pembatasan dan pengembangan minat. Minat yang tidak sesuai dengan budaya, akan dibatasi oleh orang dewasa, dan sebaliknya nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dikembangkan, akan mendapat dukungan.
6)    Minat berbobot emosional
Bobot emosional dari minat yang tidak menyenangkan akan melemahkan minat, dan bobot emosional yang menyenangkan akan memperkuat minat.

c. Minat Umum pada Anak
    Setiap anak mengembangkan minat tertentu yang memenuhi kebutuhan individualnya, akan tetapi ada minat yang umum atau minat yang hampir universal ditemukan pada anak.
Berikut ini dikemukakan minat yang hamper universal :
1)    Minat terhadap tubuh manusia
Minat anak terhadap tubuh muncul sebagai konsekuensi dari perkembangan kemampuan intelektual anak yang memungkinkan menangkap perubahan-perubahan pada tubuhnya, tubuh teman sebayanya, dan tubuh orang dewasa. Di samping perhatian pada bentuk tubuh, anak wanita juga menaruh perhatian pada kebersihan, keindahan, dan warna kulit.
2)    Minat pada kesehatan
Biasanya minat anak pada kesehatan kurang menonjol, namun pada masa remaja minat terhadap kesehatan menjadi lebih besar karena mereka telah menyadari pentingnya kesehatan dengan dorongan menjadi orang yang tampak menarik terutama pandangan lawan jenis.
3)    Minat terhadap penampilan
Minat terhadap penampilan ini menonjol pada masa remaja, yang disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
a)    Komentar teman sebaya dan orang dewasa yang positif mengenai penampilan mereka yang baik.
b)    Kritik teman sebaya dan orang dewasa.
c)    Kesadaran bahwa pakaian dapat membantu penampilan.
d)    Menguat rasa percaya iri.
e)    Kesadaran bahwa orang dapat lebih toleran terhadap perilaku salah anak yang menarik daripada yang tidak menarik.
f)    Memperbesar daya tarik.
4)    Minat pada pakaian
Factor yang menumbuhkan minat pada pakaian adalah anak belajar dari pengalaman hidupnya bahwa budaya menghargai pakaian. Pakaian merupakan kebutuhan yang memuaskan anak dan merupakan identitas kelompoknya.
5)    Minat terhadap lambing status
Lambang status merupakan lambang prestise dan merupakan identitas tertentu. Lambing status dapat pula berbeda berdasarkan karakteristik kelompok. Sesuatu yang menjadi lambing status harus memiliki beberapa persyaratan, yaitu :
a)    Lambang status memberikan kepuasan dalam perhatian sosial.
b)    Lambang status dihargai oleh orang lain.
c)    Memerlukan adanya indikasi status sosial ekonomi.
d)    Konkrit
6)    Minat pada nama
Perhatian anak pada nama, apabila nama yang dimiliki memberi perasaan senang dan tidak senang. Nama dengan sebutan khusus berdasarkan yang di temukan dalam bahasa etnis, juga menyenangkan anak sebab anak merasa menerima nilai kasih saying yang tinggi dari orang tua atau orang dewasa.


7)    Minat pada agama
Apabila anak mendapat dukungan dalan menyadari adanya Tuhan/Agama, maka akan tumbuh minat pada agama. Dukungan di berikan antara lain dalam bentuk pemberian informasi tentang manfaat dan tujuan agama dalam kehidupan, informasi tentang isi ajaran agama, dan yang lainnya.
Unsure agama yang diminati oleh anak/remaja, meliputi dua kemungkinan, yaitu minat terhadap ajaran agama, dan minat terhadap kepatuhan pada agama.
8)    Minat pada seks
Minat anak terhadap seks pada awalnya muncul di dorong oleh adanya peran laki-laki dan perempuan yang berbeda, pembicaraan di lingkungan sebaya, dan tayangan media komunikasi massa.

9)    Minat pada pekerjaan
Pada masa kanak-kanak, ungkapan minat pada pekerjaan merupakan ungkapan spontan tanpa suatu kesadaran akan alasannya. Namun, pada anak remaja, kesadaran akan bekerja mulai diikuti oleh kesadaran akan alasannya, namun pilihan pekerjaan masih berubah-ubah.
10)    Minat pada sekolah
3.Minat Anak Sekolah

Minat pada anak kecil ditandai oleh keinginannya untuk sekolah.Dalam pandangan anak,pergi ke sekolah berarti “menjadi besar”jadi sekolah merupakan lambang status bagi anak.Naik turunnya minat pada anak,bersifat individual.Ada anak menunjukkan kebertahanan minat tinggi sampai pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi,namun ada anak  yang menuujukkan kebosanan,sehingga enggan pergi ke sekolah
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat anak pada sekolah yaitu:
A.    Pengalaman dini sekolah
Anak  yang memasuki sekolah telah “siap” dengan anak yang” tidak siap” akan berbeda.Anak yang telah siap dan mempunyai pengalaman belajar bermain yang menyenangkan di dalam kelompok belajar taman kanak-kanaknya, akan mudah menyesuaikan diri dengan situasi sekolah,dan besikap positif pada sekolah dan begitu pulak sebaliknya anak yang tidak siap akan kesulitan menyesuaikan diri,merasakan sekolah sebagai suatu lingkungan yang menekannya,sehingga ia bersikap negatif terhadap sekolah.
B.    Pengaruh orang tua
Orang tua yang mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah,guru, kegagalan dan kesuksesan prestasi,optimalisasi potensi.
C.    Sikap teman sebaya
Teman sebaya mempengaruhi anak antara lain melalui penolakan dan penerimaan teman sebaya terhadap diri anak. Untuk dapat diterima oleh teman sebayanya, maka anak harus belajar menyesuaikan diri dengan nilai-nilai dan minat yang di anut oleh kelompok, misalnya minat dalam mengisi waktu istirahat disekolah, memilih minat kegiatan ekstrakulikuler. Anak yang tidak dapat menyesuaikan diri atau tidak mampu terlibat ikut serta sebagaimana teman-temannya didalam kelompok kegiatan, maka anak tersebut tidak tertarik dan kemungkinan mengundurkan diri dari dari lingkungan yang tidak menyenangkan tersebut.
D.     Keberhasilan Akademik
Prestasi akademik yang tinggi menumbuhkan minat anak pada lingkungan sekolah, dan sebaiknya prestasi akademik yang rendah menimbulkan perasaan tidak senang dilingkungan kelompok/sekolah dimana anak berprestasi rendah. Kegagalan anak untuk naik kelas, dapat mengakibatkan anak menghindari lingkungan dan mengurangi minat sekolahnya
E.     Hubungan Guru dengan Murid
Interaksi guru dengan murid yang menunjukkan keramahan, kehangatan, kasih sayang, dan menumbuhkan minat sekolah yang tinggi.
F.     Suasana Emosional di Sekolah
Suasana sekolah yang terdiri dari kondisi fasilitas fisik, para guru, pembimbing sekolah, wali kelas, pegawai, kepala sekolah yang menyenangkan memberi rasa aman, tidak otoriter maupun tidak penuh kebebassan, melainkan demokratis yang terpimpin merupakan lingkungan emosional yang baik untuk minat sekolah dan minat belajar yang tinggi.
Terdapat pula minat selektif dalam bidang / mata pelajaran. Anak – anak cenderung tertarik pada mata pelajaran yang mereka anggap sesuai dengan kebutuhan mereka, sesuai dengan jenis kelamin mudah mempelajari dan menghasilkan angka baik begitu juga sebaliknya
Beberapa cara / metode menemukan minat anak dapat dilakukan sebagai berikut (hurlock, 1978)
1. Mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak
Dalam mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak, akan diketahui arah minat anak berdasarkan frekuensi melakukan dan intensitasnya
2. Pertanyaan yang diajukan oleh anak
Bila anak terus-menerus bertanya mengenai sesuatu , hal ini mengindikasikan bahwa minat anak pada hal tersebut lebih besar daripada niatnya pada hal yang sekalli-sekali ditanyakan.
2.    Pokok pembicaraan anak
Hal yang dibicarakan anak dengan orang dewasa atau teman sebaya memberi petunjuk mengenai minat mereka dan seberapa kuatnya minat tersebut
4. Pilihan bahan bacaan anak
Dalam kondisi dimana anak bebas memilih untuk dibaca, maka minat anak dapat diidentifikasi melalui pilihan topik yang dipilihnya
5. Menggambar spontan
Apa yang digambar atau dilukis anak secara spontan dan seberapa sering mereka mengulangnya akan memberi petunjuk tentang minat mereka terhadap sesuatu
6. Keinginan
Bila ditanyakan kepada anak mengenai apa yang ia inginkan, bila mereka dapat memperoleh apa saja yang mereka inginkan, maka kebanyakkan anak dengan jujur akan menyebut hal-hal yang paling diminati dengan demikian jawabab anak mencerminkan arah minat mereka
7. Laporan apa saja yang diminati
Bila ditanya untuk menyebut atau menulis tiga benda atau kegiatan yang paling diminati oleh anak mnaka jawaban anak ini merupakan petunjuk tentang hal yang disenanginya dan arah minatnya.
4. Bahaya-Bahaya dalam Perkembangan Minat
     Bahaya umum berkenaan dengan perkembangan minat anak, Penting dipahami agar guru/orang tua terhindar dari perbuatan menemukan, mengembangkan minat yang salah. Kesalahan dapat terjadi pada :

a.    Kecenderungan menginterpretasikan kesenangan sebagai minat
b.    Pengaruh teman sebaya terhadap minat
c.    Minat anak yang berbeda dari minat teman sebaya
d.    Minat anak yang tidak realistis
e.    Bobot emosional yang kurang
A.    Menginterpretasikan kesenangan sebagai minat
Kegiatan anak melakukan sesuatu dalam waktu yang lama disebabkan oleh beberapa faktor, seperti mengisi waktu luang yang panjang, tidak ada kegiatan lain yang lebih menarik, karena alasan sedang menjadi mode. Alasan-alasan ini tidak berarti bahwa kegiatan yang dilakukan oleh anak adalah kegiatan yang diminatinya, melainkan suatu kegiatan yang disenanginya, yang tidak akan bertahan lama sebagaimana suatu minat.
Kesalahan orang tua menginterpretasikan kesenangan sebagai minat mengakibatkan orang tua cenderung melengkapi kebutuhan anak untuk perkembangan kesenangan, sehingga anak menjadi terfokus pada bidang yang sesungguhnya tidak menjadi minatnya.
B.    Pengaruh teman sebaya pada minat
Ada kecenderungan bahwa anak menyesuaikan diri dengan teman sebaya mereka, terutama pada anak usia remaja. Pada anak usia SD, adakalanya hal ini terjadi. Hal yang tidak diinginkan, apabila anak mengikuti kesenangan atau kebiasaan teman sebaya yang buruk, misalnya minat belajar yang rendah. Dapat pula anak mengikuti kegiatan teman yang tidak disukainya, namun agar ia merasa bagian dari kelompoknya, ia terpaksa mengikuti minat kelompok.
C.    Minat yang berbeda dari minat teman sebaya
Dapat terjadi bahwa penerimaan terhadap anak di kalangan teman sebayanya dipengaruhi oleh arah kesenangan atau arah minat yang sejalan atau sama. Jika minat seorang anak sangat berbeda dari teman-teman sebayanya, khususnya dalam gangnya, maka hal ini dapat menimbulkan penolakan. Misalnya, sekelompok anak dalam satu gang menyenangi olahraga bola kaki, tetapi seorang anak kurang menyukai dan kurang terampil pada kegiatan olahraga bermain bola kaki. Sebaliknya, ia senang membaca buku-buku pelajaran, termasuk membaca komik cerita silat. Kesenangan yang berbeda tersebut, membuat anak jarang diajak bermain bersama teman gangnya.
D.    Minat yang tidak realistis
Tidak jarang dijumpai situasi dimana bayangan anak berbeda jauh dengan kenyataan yang dihadapinya. Misalnya, anak mengharapkan sekolah maupun orang tua merupakan tempat ia bertanya apabila menemui kesulitan dalam memahami pelajaran-pelajaran sekolah. Kenyataan yang dihadapi, guru kurang memberi penjelasan karena keterbatasan waktu guru di sekolah dan orang tua selalu sibuk dengan kegiatannya, sehingga mereka tidak bisa membantu menyelesaikan kesulitan yang dihadapi oleh anak. Keadaan ini mengakibatkan minat anak untuk belajar menurun. Anak menyadari bahwa harapannya untuk memiliki nilai baik di sekolah tidak akan tercapai karena kurangnya dukungan lingkungan, termasuk ketidak fasilitas belajar, seperti buku-buku pengayaan yang mempermudah pemahaman pelajaran.
E.    Bobot emosional yang kurang
Minat anak akan lebih terhambat apabila tidak mendapat dukungan yang cukup pada aspek emosional daripada aspek kognitif. Dapat diilustrasikan sebagai berikut : anak meminta dibelikan sebuah kalkulator kepada orang tua untuk digunakan dalam menyelesaikan hitungan rumus-rumus matematika. Anak hendak menggunakan kalkulator tersebut untuk mengeksplorasi fungsi-fungsi kalkulator yang lebih kompleks, yang ingin diketahuinya. Menanggapi permintaan anak tersebut, bila orang tua menjawab bahwa orang tua perlu waktu untuk memenuhinya dan akan memenuhi segera setelah mempunyai uang, maka atas jawaban orang tua tersebut, anak tidak mengalami perasaan negatif, dibandingkan jika orang tua menanggapi permintaan anak dengan mengatakan :  “  jangan terlalu banyak permintaan, jangan menyulitkan orang tua lagi.“ Jawaban orang tua yang terakhir mengganggu kenyamanan emosi anak, sehingga kondisi emosi anak yang terganggu tersebut membuatnya kecil hati atau marah. Konsekuensinya anak mengabaikan minat mengeksplorasi fungsi-fungsi kalkulator.
5. Mengembangkan Minat Anak    
    Berikut ini dikemukakan mengenai pengembangan minat secara umum, dan mengembangkan minat sekolah/belajar:
1)    Mengembangkan Minat secara umum:
Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah dengan kepentingan diri anak. Proses ini menunjukkan pada anak bagaimana suatu minat dapat memenuhi tujuan-tujuanya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila anak menyadari peran penting dari suatu hal, maka ia akan tertarik untuk mendekat pada minat yang diharapkan tersebut. Sebagai contoh: kelas X menunjukkan minat yang rendah pada pelajaran bahasa Inggris, pdahal menurut guru mereka memiliki potensi yang bagus terhadap pelajaran tersebut. Hal itu terjadi karena bagi mereka pelajaran itu tidak memiliki manfaat pada kehidupan sehari-hari. Setelah guru menjelaskan betapa pentingnya pelajaran bahasa Inggris pada waktu yang akan datang, barulah mereka menaruh minat pada pelajaran tersebut.
Mengahadapi minat anak yang belum cukup kuat, harus terus memperkuat minat anak, dari minat yang ekstrinsik ( minat dari faktor-faktor diluar diri anak ), menjadi minat instrinsik ( minat dari diri anak sendiri ). Minat juga dapat dirangsang melalui kebutuhan-kebutuhan aktual sesuai dengan karakteristik perkembanagn anak    Tindakan memfokuskan anak terlalau dini pada suatu minat tertentu, akan mengurangi kesempatan anak menemukan minat-minat lain. Selain itu juga harus menghindari mengindoktrisansi anak, tapi bersikap menstimulasi kemunculan suatu minat. Stimulasi yang berlebihan dapat menimbulkan kekhawatiran kepada anak karena ia merasa terlalau dituntut, dibebani, dan menjadi jenuh. Kemudian juga harus menitik beratkan pada ketertarikan dan kebutuhan anak bukan keinginana orangtua. Jadi, upaya-upaya pengembanagn harus  berangkat dari diri anak.
Dalam membangun minat anak, guru/orangtua harus menaggapi anak dengan tepat, yakni merespom yang sifatnya membangun gairah, ketertarikan anak untuk mengeksplorasi kemampuan-kemamapuan dirinya dan lingkungan. Memberi ganjaran kepada anak dari hasil yang ia perbuat ( penagruh eksternal ) yang disesuaikan denagn karakteristik dan kebutuhan anak. Pemberian ganjaran tersebut merupakan upaya untuk melibatkan aspek afektif anak, aspek afektif ini lebih mempertahankan minat yang ada ketimbang aspek kognitif. Disamping itu, sangat penting diterapkan bahwa dalam mengungkapkan minat-minat anak, oarngtua/guru menggunakan beberapa metode secara utuh, agar diperoleh data ( informasi ) arah minat anak secara lebih akurat.
Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua (termasuk guru dan lingkungan terdekat anak) untuk mengembangkan bakat dan minat anak.


1.    Amati (observasi) berbagai kelebihan, ketrampilan, dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak (gerakan motorik, kondisi mental, kebahasaan, dsb.).
2.    Beri kesempatan anak mencoba aktivitas yang beragam, termasuk kegiatan luar ruang (outdoor aktivity).
3.    Bantulah anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya itu.
4.    Kembangkan konsep diri positif pada anak.
5.    Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, dan pengalaman di berbagai bidang.
6.    Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang – bidang lain yang berkaitan.
7.    Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya.
8.    Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat lain.
9.    Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukannya.
10.    Fasilitasi anak dengan sarana bagi pengembangan bakatnya.
11.    Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
12.    Jalin hubungan baik dan akrab dengan anak.
2)    Mengembangkan Minat Sekolah/Belajar
Upaya guru untuk meningkatkan mionat anak dalam belajar dapat ditempuh dengan beberapa cara, antar lain:
a)    Menjelaskan tujuan ( sasaran )dan arah dari pemgajaran.
b)    Menguraikan kegunaan bahan-bahan pengajaran bagi ank saat itu dan pada masa yang akan datang.
c)    Menyadarkan anak mengenai hubungan antara bahan pengajaran yang akan diberikan denagn bahan penagajaran yang lalu, sehingga anak melihat keterkaitan dan rangakaian keseluruhan dari isi pengajaran.
d)    Menghubungkan bahan pengajaran dengan peristiwa-peristiwa yang aktual, sensasional, dan sesuai dengan kehidipan aank.
e)    Menggunakan strategi dan metode pengajaran yang sesuai dengan karakteristik perkembanagn anak SD dalam mengembangakn minat mereka.

 Upaya orangtua untuk meningkatkan minat belajar anak dapat dilakukan dengan memberi dukungan fisik dan psikologis dirumah. Dukungan fisik diberikan denagn menyaediakan tempat belajar anka yang nyaman, menyediakan fasilitas belajar yang cukup seperti buku dan peralatan belajar lain. Dukungan psikologis diberikan dalam bentuk mendampingi anak bila mengalami kesulitan dalam menghadapi masalahnya, mengingatkan dan mendorong anak untuk gemar belajar, membimbing anak mengetahui tempat-tempat dimana anak dapat mengembangkan diri dimasyarakat.
BAB III
PENUTUP

A.    RANGKUMAN
Minat adalah kecenderungan yang berlangsung lama terhadap suatu objek atau dalam melakukan sesuatu kegiatan (perbuatan) . yang didasari oleh perasaan tertarik, senang,yang muncul dari dalam diri. Kesenangan adalah ketertarikan afektif pada suatu keadaan atau benda atau kegiatan, yang berlangsung sementara. Kesengan berbeda dari minat dan persistensinya. Perhatian adalah karakteristik yang selktif dari kehidupan mental. Perhatian adalah pemusatan energi psikis pada suatu objek. Perhatian yang besar (kuat) mengarah pada minat. Kebutuhan merupakan keadaan yang membutuhkan pemuasan, kebutuhan ini mendorong munculnya perhatian dan minat. Motivasi adalah faktor dalam organisme yang membangkitkan, mempertahankan, mengelola dan embawa tingkah laku pada suatu tujuan tertentu. Motivasi berkaitan dengan minat, yakni minat merupakan salah satu unsur psikologis yang menjadi sumber motivasi.
    Minat adalah hasil dari pengalaman. Minat meliputi aspek kognitif, afektif, dan konasi. Minat pada anak SD antara lain menonjol pada minat mendapatkan ilmu (minat belajar), minat bermain, dan telah ada minat terhadap agama, dan minat akan perbedaan gender. Kebertahanan pada sesuatu kegiatan / pekerjaan pada anak SD, lebih cepat dikatakan sebagai kesenangan daripada minat.
    Terdapat beberapa metode untuk mengungkap minat, antara lain dengan cara mengamati kegiatan yang dilakukan oleh anak, pertanyaan yang diajukan oleh anak, pokok pembicaraan anak, pilihan bahan bacaan anak, menggambar spontan, keinginan, laporan mengenai apa saja yang diminati.
    Bahaya yang paling umum dalam perkembangan minat adalah interpretasi kesenangan sementara sebagai minat, pengaruh teman sebaya pada minat, minat berdasarkan konsep yang tidak realistis, dan bobot emosional yang tidak positif terhadap minat
    Mengembangkan minat anak berangkat dari kebutuhan, ketertarikan anak, bukan dari sisi keinginan orang tua/ guru. Minat dikembangkan sehingga minat menjadi instrinsik. Minat dikembangkan sesuai dengan karakteristik perkembangan anak, tidak  membebani anak, dan dikembangkan dengan memperhatikan sistem ganjaran. Merespon anak dengan tepat dalam proses pengembangan minat anak akan meningkatkan gairah anak, sebaiknya respon yang salah akan melemahkan minat anak. Memberi kesempatan yang luas untuk mengeksplorasi diri merupakan cara yang sangat baik untuk mengembangkan minat anak.
B.    SARAN DAN KRITIK
Konseptualisasi minat sangat berkaitan erat dengan konsep-konsep lainnya seperti kesenangan, perhatian, kebutuhan  dan motivasi. Hal ini harus dapat diperhatikan dengan baik oleh orang tua dan guru sebagai tenaga pengajar. Sehingga minat anak tersebut dapat dikembangkan dengan baik sesuai ciri-ciri minat yang telah dilihat terlebih dahulu. Sehingga minat anak tidak salah arah atau berhaluan dengan yang sebenarnya ia inginkan.













DAFTAR PUSTAKA
    Ahmadi, A. 2009. Psikologi Umum Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta
    Hurlock, E. B. 1978. Perkembangan anak Edisi Keenam. Ahli Bahasa oleh Meitasari Thandrasa. Jakarta: Erlangga
    Maslow, A.H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Alih Bahasa oleh Nurul Iman. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo
WWW. GOOGLE. COM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar